> >

Hari Ini 43 Tahun Silam, Rezim Komunis Khmer Merah Pimpinan Pol Pot Tumbang

Kompas dunia | 7 Januari 2022, 10:02 WIB
Penderitaan rakyat Kamboja di bawah rezim Pol Pot (Sumber: Quora.net-)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kekejaman rezim komunis Khmer Merah di Kamboja  di bawah pimpinan Saloth Sar, yang lebih dikenal dengan sapaan Pol Pot, tumbang pada 7 Januari 1979. 

Tumbangnya rezim komunis radikal ini, mengakhiri penderitaan jutaan rakyat Kamboja yang tak berdosa. Berbagai catatan menyebut, sekitar 1-3 juta warga Kamboja tewas karena kerja paksa, kelaparan, kekurangan gizi hingga tidak adanya layanan kesehatan.

Kejatuhan Khmer Merah diawali invasi militer Vietnam ke Kamboja untuk membebaskan warga keturunan  Vietnam.  Ibu kota Kamboja, Phnom Pehn, berhasil diduduki sekaligus menjungkalkan rezim Khmer Merah.

Kekejaman rezim ini pernah membuat dunia tersentak ketika salah seorang warganya, Haing Ngor, membuat catatan yang diberi judul A Cambodian Odyssey. Buku ini kemudian diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Gramedia dengan judul Neraka Kamboja.

Ngor dalam buku tersebut mengisahkan perubahan hidup dirinya dan juga jutaan warga Kamboja, dari masyarakat tradisional menjadi eksperimen masyarakat komunis tanpa kelas dan semua harus kembali ke desa menggarap sawah.

Baca Juga: Gulung Kamboja 4-0, Vietnam Dipastikan Dampingi Indonesia ke Semifinal Piala AFF

"Saat itu, segala kesejahteraan hidup sebelum revolusi sudah menjadi seakan mimpi yang hanya samar-samar membekas dalam ingatan. Kakiku tidak mengenal sepatu lagi. Pakaianku compang-camping, dan tulang-tulang rusukku bertonjolan karena aku selalu kurang makan," kisah Ngor pada bagian awal.

Ngor yang sebenarnya seorang dokter, bahkan harus menjadi pencuri kecil-kecilan untuk mengganjal perutnya yang keroncongan. Dia mencuri jagung di kebun desa di tengah malam. Kala itu, nasi yang menjadi makanan pokok warga Kamboja, sudah lama tak boleh ditanam warga. Warga tak boleh punya harta pribadi. Sawah dan ladang milik penguasa.  

"Khmer Merah telah mengubah berjuta-juta manusia normal yang hidup bahagia menjadi sesuatu yang lebih mirip binatang," ungkapnya.

Namun penderitaan empat tahun itu, dari 1975-1979, berhasil dilewati meski nyawa taruhannya. Setelah Khmer Merah tumbang, Pol Pot dan pasukannya bergerilya di hutan-hutan Kamboja, sebuah perjalanan yang sudah terbiasa dia lakukan sejak muda sebelum menjadi pimpinan di sana. 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU