> >

Lockdown Covid-19, Warga China di Xi an Memohon Makanan karena Belum Terima Bantuan

Kompas dunia | 1 Januari 2022, 10:58 WIB
Sejumlah Warga Xi'an memohon makanan karena belum mendapat bantuan pasokan dari pemerintah China. (Sumber: Tao Ming/Xinhua via AP)

XI’AN, KOMPAS.TV - Sejumlah warga di Xi’an, China yang tengah menjalani lockdown memohon makanan karena belum menerima bantuan dari pemerintah.

Padahal pejabat kota bersikeras memiliki persediaan yang memadai.

Di kota tersebut, lebih dari 13 juta warga diperintahkan untuk tinggal di rumah pekan lalu setelah diberlakukan lockdown untuk melawan wabah Covid-19.

Namun berbeda dengan lockdown di seluruh dunia, warga bahkan tak bisa keluar rumah untuk alasan esensial seperti membeli bahan makanan.

Baca Juga: Salat di Masjidil Haram Kembali Berjarak, Akibat Meningkatnya Kasus Positif Covid-19

Dikutip dari BBC, pemerintah terus mengirimkan persediaan, tetapi banyak di media sosial yang mengatakan mereka belum menerimanya dan kini mengalami kesulitan.

Pemberlakukan lockdown di Kota Xi'an sudah memasuki hari kesembilan.

Wabah Covid-19 di kota itu menjadi yang terburuk di China selama beberapa bulan, meski tengah menerapkan strategi nol Covid.

Awalnya, pembatasan tersebut memungkinkan satu orang per rumah tangga keluar setiap dua hari sekali untuk membeli makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Namun, peraturan itu diperketat pada Senin (27/12/2021), melarang semua warga untuk keluar rumah kecuali untuk melakoni tes Covid-19.

Pada beberapa hari terakhir, warga meminta bantuan makanan dan kebutuhan lainnya lewat media sosial Weibo.

Banyak dari mereka yang mengatakan belum menerima bantuan dari pemerintah.

“Saya mendengar distrik lain mendapatkan suplai terus-menerus, tetapi saya tak mendapatkan apa pun,” bunyi salah satu komentar pada Jumat (31/12/2021).

“Kompleks saya melarang kami pergi keluar. Saya memesan beberapa bahan makanan secara online empat hari lalu, tetapi tak ada tanda-tanda mendapatkannya sama sekali. Saya belum bisa mendapat sayuran selama berhari-hari,” tambahnya.

Hal yang tak jauh berbeda diutarakan warganet lainnya.

“Alokasinya sangat tak merata. Distrik tempat saya tinggal tak memiliki apa-apa. Kami disuruh berkelompok dan memesan bersama. Harganya juga sangat tinggi,” ujarnya.

Baca Juga: Tahun Baru, WHO Optimistis Bisa Kalahkan Covid-19 di 2022

Sementara itu, surat kabar negara Global Times, mengatakan di beberapa tempat, makanan dikirimkan ke gerbang kompleks perumahan, tetapi tak ada cukup sukarelawan untuk mengirimkannya ke depan rumah warga.

Selain itu juga ada kekurangan pengiriman di seluruh kota karena banyak pengemudi yang juga dikarantina.

Pihak otoritas mengatakan, kekurangan staf dan kesulitan dalam logistik dan distribusi telah menyebabkan masalah dalam penyediaan kebutuhan pokok ke kota.

Namun pada Kamis (30/12/2021), Kementerian Perdagangan China mengatakan kepada wartawan bahwa warga Xi’an memiliki akses yang cukup ke kebutuhan pokok.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU