> >

Pengusaha Protes Kebijakan Bunga Rendah Presiden Erdogan

Kompas dunia | 20 Desember 2021, 09:57 WIB
Pengusaha Turki memprotes kebijakan suku bunga rendah yang diterapkan Presiden Recep Tayip Erdogan. Pengusaha menilai kebijakan itu justru membuat mata uang Lira melemah, inflasi meroket, dan daya beli rakyat turun (20/12/2021).. (Sumber: Anadolu Agency)

ANKARA, KOMPAS.TV- Pengusaha Turki yang tergabung dalam kelompok TUSAID, memprotes kebijakan suku bunga rendah yang diterapkan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Kebijakan itu membuat mata uang Lira anjlok sementara inflasi terus meroket.

Mengutip dari Bloomberg, Senin (20/12/2021), Kelompok TUSAID meminta Erdogan menerapkan "Aturan Ilmu Ekonomi" yang seharusnya.

"Sebagai akibat dari ketidakstabilan yang kami alami belakangan ini, menjadi jelas bahwa tujuan di bawah program ekonomi yang sedang diupayakan ini tidak akan tercapai," kata perwakilan TUSAID.

Baca Juga: Harga 8 Aset Kripto Terbesar Melemah di Perdagangan Hari ini

"Bahkan ekspor, yang diharapkan mendapat manfaat paling besar dari ini, telah dirugikan di bawah situasi ini." tambahnya.

Sejak September 2021, Bank Sentral Turki telah memangkas suku bunga acuan sebesar 500 basis poin. Lantaran  Erdogan berpendapat, suku bunga yang tinggi merupakan tidak baik bagi ekonomi.

Menurut Erdogan, suku bunga rendah akan meningkatkan ekspor, lapangan kerja dan investasi, sambil mencapai pertumbuhan yang tinggi. Namun, kebijakan Erdogan nyatanya membuat ekonomi Turki semakin suram.

Nilai tukar dollar AS terhadap lira kini menyentuh 15,35 per dollar AS. Padahal pada Maret 2021,
masih di level 8,4 per dollar AS. Inflasi tahunan Turki juga sudah menyentuh 20 persen, dan diprediksi akan terus naik hingga tahun baru.

Baca Juga: China Ekspor 1,79 Juta Mobil selama Januari-November 2021

Dengan kondisi itu, Erdogan menaikkan upah pekerja 50 persen untuk meningkatkan daya beli warga. Namun menurut masyarakat Turki, harga-harga masih terlalu mahal untuk di jangkau.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU