> >

Data di Afrika Selatan: Gejala Parah Varian Omicron Lebih Rendah dari Varian Sebelumnya

Kompas dunia | 10 Desember 2021, 06:40 WIB
Seorang ibu menjalani vaksinasi Covid-19 di Johannesburg, Afrika Selatan, 2 Desember 2021. Kurang dari sepertiga pasien yang dirawat karena Covid-19 selama gelombang terbaru terkait varian Omicron menderita penyakit parah, dibandingkan dengan dua pertiga pasien pada tahap awal dari dua gelombang terakhir. (Sumber: New York Times)

JOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Data awal rumah sakit dari Afrika Selatan menunjukkan kurang dari sepertiga pasien yang dirawat karena Covid-19 selama gelombang terbaru terkait varian Omicron menderita penyakit parah, dibandingkan dengan dua pertiga pasien pada tahap awal dari dua gelombang terakhir, seperti dilansir Straits Times, Jumat (10/12/2021).

Data yang dirilis oleh Institut Nasional untuk Penyakit Menular NICD di Tshwane, wilayah metropolitan yang mencakup Pretoria di mana dugaan pertama wabah Omicron terjadi, menunjukkan 1.633 pasien masuk di rumah sakit umum dan swasta khusus Covid-19 antara 14 November dan 8 Desember 2021.

Dari mereka, 31 persen adalah kasus parah, yang didefinisikan sebagai pasien yang membutuhkan oksigen atau ventilasi mekanis, dibandingkan dengan 66 persen pada awal gelombang kedua pandemi virus corona dan 67 persen pada minggu-minggu awal gelombang pertama.

Kemudian pada hari Kamis (09/12/2021), NICD mencatat 22.391 kasus baru dikonfirmasi pada hari Kamis, rekor sejauh ini dalam gelombang infeksi keempat ini, meskipun hanya tercatat 22 kematian dari kasus baru tersebut.

Ilmuwan Afrika Selatan pertama kali membunyikan alarm temuan varian Omicron akhir bulan lalu, ketika mereka menyadari varian tersebut memiliki jumlah mutasi yang luar biasa, terutama pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia.

Baca Juga: CDC: Varian Omicron yang Ditemukan Sejauh Ini Bergejala Ringan

Kurang dari sepertiga pasien yang dirawat karena Covid-19 selama gelombang terbaru terkait varian Omicron menderita penyakit parah, dibandingkan dengan dua pertiga pasien pada tahap awal dari dua gelombang terakhir. (Sumber: BBC)

Sejak itu, mereka berusaha mencari tahu apakah mutasi membuat Omicron lebih menular atau lebih parah, dan sejauhmana varian Omicron menumpulkan perlindungan dari vaksin atau penyakit Covid-19 masa lalu.

NICD memperingatkan penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, karena belum ditinjau oleh rekan sejawat, dan kasus yang parah dapat meningkat saat gelombang keempat berjalan.

"Mungkin perlu beberapa minggu kesimpulan dari hasil rawat inap mulai menumpuk," kata laporan itu.

Laporan itu juga tidak menyebut apakah pasien yang menjalani penelitian sudah vaksinasi Covid-19, sehingga belum jelas sejauhmana cakupan vaksin yang lebih tinggi bisa menjaga gejala menjadi lebih ringan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU