> >

Hadapi Ancaman Korut dan China, PM Jepang Janji Perkuat Militer hingga Punya Daya Ofensif

Kompas dunia | 27 November 2021, 16:08 WIB
PM Jepang Fumio Kishida naik mobil bak terbuka dalam apel prajurit di Kamp Asaka, Tokyo, Sabtu (27/11/2021). (Sumber: Kiyoshi Ota/Pool Bloomberg via Associated Press)

TOKYO, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida kembali menekankan janjinya untuk memperkuat militer Negeri Matahari Terbit. Hal tersebut dinyatakan Kishida dalam apel yang dihadiri 800 prajurit Angkatan Darat Jepang di Kamp Asaka, Tokyo, Sabtu (27/11/2021).

PM yang menjabat sejak Oktober 2021 itu mengaku pihaknya mempertimbangkan “semua opsi” untuk memperkuat militer Jepang, termasuk membuat militer punya kapabilitas menyerang musuh.

Aspek tersebut menjadi perdebatan karena dianggap melanggar konstitusi anti-perang Jepang. Setelah Perang Dunia Kedua, Jepang meminimalisasi kekuatan militer menjadi kekuatan pertahanan belaka.

Baca Juga: KBRI Tokyo Gelar Resepsi HUT ke-76 RI di Jepang, Hubungan Diplomatik Kedua Negara Semakin Erat

Akan tetapi, Kishida kembali mempertimbangkan opsi mengembangkan daya ofensif militer karena “kenyataan lebih parah dari sebelumnya.” Ia merujuk pengetesan rudal balistik serta pengembangan nuklir oleh Korea Utara serta kekuatan militer China yang menjadi ancaman Jepang.

“Saya akan mempertimbangkan semua opsi, termasuk memiliki apa yang disebut kapabilitas menyerang markas musuh, untuk memperkuat kekuatan pertahanan yang diperlukan,” kata Kishida dikutip Associated Press.

“Kondisi keamanan di sekitar Jepang telah berubah dengan cepat dalam waktu yang tak diduga. Hal-hal yang dulu hanya terjadi di novel fiksi ilmiah kini menjadi kenyataan,” imbuhnya.

Kishida dikenal mendukung kebijakan pro-militer seperti pendahulunya PM Shinzo Abe. Ia hendak menambah belanja alat utama sistem senjata (alutsista) Jepang hingga ratusan miliar yen.

Pada Jumat (26/11) lalu, kabinet Kishida menyetujui tambahan anggaran pertahanan hingga 770 miliar yen atau sekitar 98 triliun rupiah.

Tambahan ini akan digunakan untuk pembelian rudal, roket anti-kapal selam, serta senjata lain di tengah ekskalasi aktivitas militer para tetangga Jepang, yakni China, Korea Utara, dan Rusia.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU