> >

Dunia Usaha Malaysia Bersiap Hadapi Gelombang Baru Penularan Covid-19

Kompas dunia | 25 November 2021, 22:51 WIB
Sebuah keluarga sedang menyeberang jalan di depan Menara Petronas Kuala Lumpur. Dirjen Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah baru-baru ini memperingatkan kemungkinan gelombang baru infeksi Covid-19, karena nilai R0 (R-nought) negara itu, atau jumlah rata-rata infeksi baru yang timbul dari setiap kasus, kembali naik menjadi 1,0 pada 11 November (Sumber: AP Photo)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Pemilik restoran Malaysia Fazilah Kamsah kini fokus pada pesanan online dan takeaway, serta menolak pelanggan yang makan di tempat hingga jumlah kasus Covid-19 stabil. Demikian pula, pengecer pakaian tradisional Rangeeta Kaur telah melarang pelanggan mencoba gaun di tokonya.

Kedua wanita tersebut termasuk di antara beberapa pemilik usaha yang mengambil tindakan sendiri untuk membatasi interaksi fisik dengan pelanggan saat Malaysia bersiap menghadapi gelombang baru infeksi Covid-19, seperti dilansir Straits Times, Kamis (25/11/2021).

"Apa yang mendorong saya ke keputusan ini adalah karena kita tidak tahu perilaku orang lain tentang kebersihan. Saya tahu (mungkin) akan gagal (menjual) ketika Anda tidak dapat mencoba pakaian yang Anda minati, tetapi saya memutuskan lebih suka mempraktikkan protokol kesehatan yang ketat untuk bersiap menghadapi gelombang baru," kata Madam Kaur kepada The Straits Times.

"Saya kehilangan dua kerabat karena Covid-19. Kami diberitahu bahwa mereka tertular virus saat jalan-jalan, jadi saya lebih berhati-hati sekarang," tambah pengusaha berusia 56 tahun yang berbasis di Klang itu.

Menyela, Madam Fazilah mengatakan, hidup dengan pandemi selama hampir dua tahun telah mengajarinya apa yang harus diprioritaskan.

"Seperti yang terlihat dalam berita, beberapa pakar kesehatan mengantisipasi gelombang baru pada bulan Desember. Kami telah hidup dengan pandemi selama hampir dua tahun sekarang, jadi saya tidak akan duduk dan menunggu arahan dari pihak berwenang, " kata Ibu Fazilah, yang berbasis di Cheras, Malaysia.

"Saat ini, kami sudah mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan itulah mengapa saya mengambil inisiatif sendiri untuk melindungi bisnis saya, pekerja, diri saya sendiri, dan keluarga saya dengan memilih (keputusan) ini. Pada akhirnya, kami perlu menilai situasi kita sendiri dan menyusun ulang strategi untuk memastikan kita dapat bertahan hidup sambil tetap aman."

Baca Juga: Tingkat Infeksi Covid-19 Mulai Turun, Malaysia Siap Buka Diri untuk Turis Asing Mulai Januari 2022

Pekerja medis melakukan swab test Covid-19 di Kajang, pinggiran Kuala Lumpur, Malaysia. Dirjen Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah baru-baru ini memperingatkan kemungkinan gelombang baru infeksi Covid-19, karena nilai R0 (R-nought) negara itu, atau jumlah rata-rata infeksi baru yang timbul dari setiap kasus, kembali naik menjadi 1,0 pada 11 November. (Sumber: Kompas.com)

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah baru-baru ini memperingatkan kemungkinan gelombang baru infeksi Covid-19, karena nilai R0 (R-nought) negara itu, atau jumlah rata-rata infeksi baru yang timbul dari setiap kasus, kembali naik menjadi 1,0 pada 11 November, sekitar lima minggu setelah larangan pergerakan antarnegara bagian dicabut.

Terakhir kali negara itu melaporkan tingkat infeksi di atas 1,0 adalah pada 31 Agustus (1,02), ketika kasus Covid-19 mencapai 20.897.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Straits Times


TERBARU