> >

AS Beli Obat Baru Covid-19 Buatan Pfizer

Kompas dunia | 17 November 2021, 15:43 WIB
Pfizer umumkan Obat Covid-19 yang disebut Paxlovid kurangi 89 persen risiko rawat inap atau kematian di antara pasien dewasa dengan Covid-19 risiko tinggi yang berkembang menjadi penyakit parah, kata perusahaan AS itu. (Sumber: Financial Times)

Sementara pemerintah menjanjikan US$3 miliar untuk tes cepat dan Food and Drug Administration FDA telah memberi izin belasan dari rapid test Covid-19 tersebut, yang biasanya menghabiskan biaya sekitar US$12 dan tidak semua orang dapat dengan mudah mendapatkannya.

Namun, salah satu tes cepat terbaru menelan biaya US$7, dan pada akhir tahun pasokan keseluruhan diproyeksikan hampir 10 kali lipat dibanding Agustus, kata pejabat federal.

Kendala yang jauh lebih besar, setidaknya pada awalnya, kemungkinan adalah ketersediaan. Hingga sekitar bulan Maret, sebagian besar pasokan pil obat Covid-19 pemerintah diperkirakan berasal dari Merck.

Pemerintah Amerika Serikat sudah memesan sekitar 3 juta paket program pengobatan dari Merck, dengan opsi untuk 2 juta lebih, seharga sekitar US$700 per orang.

Sementara Pfizer mengatakan mereka berharap dapat memproduksi pil yang cukup untuk lebih dari 180.000 orang pada akhir tahun, sebagian besar perawatan yang akan diberikan pemerintah federal diharapkan dari Maret hingga September.

Itu berarti obat yang tampak kurang efektif dalam penelitian akan lebih banyak dalam waktu cepat beberapa bulan ke depan.

Baca Juga: Pfizer Izinkan Versi Generik Obat Covid-19 Mereka di 95 Negara, Apakah Indonesia Termasuk?

Paxlovid buatan Pfizer dan Molnupiravir buatan Merck adalah obat minum antivirus yang bekerja dengan mengurangi kemampuan virus bereplikasi, atau menggandakan diri, sehingga obat-obatan tersebut akan memperlambat penyakit. (Sumber: Straits Times)

Obat buatan Pfizer mengurangi risiko rawat inap atau kematian sebesar 89 persen bila diberikan dalam waktu tiga hari setelah dimulainya gejala.

Sementara, obat Covid-19 buatan Merck hanya sekitar 50 persen efektif bila diberikan dalam waktu lima hari sejak timbulnya gejala, meskipun desain dan waktu uji klinis yang berbeda membuat perbandingan menjadi tidak tepat.

Kedua obat tersebut ditujukan untuk orang yang berusia lebih dari 65 tahun atau yang memiliki kondisi medis yang menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi terkena Covid berat.

Pfizer mengirimkan data yang menunjukkan keefektifan pengobatan hanya untuk orang yang tidak divaksinasi yang berisiko tinggi, meskipun para pejabat mengatakan perusahaan dapat mengirimkan lebih banyak data nanti seiring kemajuan uji klinis.

Mr Kit Longley, juru bicara Pfizer, mengatakan hasil uji klinis mungkin akan memperluas permintaan atas obat tersebut nanti, sementara terpulang kepada FDA untuk memutuskan kelompok mana yang memenuhi syarat untuk menerima pil.

Australia dan Inggris melakukan pemesanan. Pfizer mengatakan hari Selasa pihaknya mencapai kesepakatan untuk mengizinkan produsen lain membuat dan menjual obat Covid-19 buatan Pfizer, Paxlovid, secara generik dan dengan harga murah untuk digunakan di 95 negara berkembang.

Pemerintah Amerika Serikat awalnya berencana memesan 1,7 juta program perawatan buatan Pfizer, dengan opsi tambahan untuk 3,3 juta, sekitar US$700 per kursus.

Tetapi untuk 10 juta program perawatan, biayanya diperkirakan akan jauh lebih rendah, mungkin lebih sedikit US$180 per program perawatan perawatan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU