> >

Biden dan Xi Jinping Bertemu Virtual Hari Ini, Muslim Uighur Diperkirakan Ikut Dibahas

Kompas dunia | 16 November 2021, 08:53 WIB
Joe Biden dan Xi Jinping akan bertemu secara virtual, Senin (15/11/2021). (Sumber: Alex Brandon, Eraldo Peres/AP Photo)

"Ini adalah dinamika multi-segi, kompleks dan tidak memiliki paralel sejarah," katanya.

Pembicaraan hari ini merupakan salah satu peristiwa kritis di masa kepemimpinan Presidenan Biden, mengingat hubungan yang memburuk antara Washington dan Beijing yang kerap terjadi belakangan ini. 

Baca Juga: AS-China Memanas dan Saling Peringatkan Terkait Taiwan Jelang Pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping

Taiwan, yang telah menjadi salah satu sumber ketegangan di antara AS dan China dalam beberapa bulan terakhir, diharapkan menjadi prioritas utama bagi Xi dalam pembicaraan ini. Dia kemungkinan akan menekankan kepada Biden tentang pentingnya kebijakan "Satu China" (one China policy). 

KTT virtual pada hari ini diperkirakan tidak akan menghasilkan hasil spesifik. Sebaliknya, para pejabat AS meninjau, diskusi ini akan lebih memperluas jalur komunikasi melalui "diplomasi yang intens" sehingga keadaan persaingan yang ketat saat ini tidak terguling semakin dalam ke jurang konflik.

Pada tingkat yang lebih rendah, "diplomasi intens" itu diperkirakan mulai membuahkan hasil. Setelah awal yang sulit pada awal pemerintahan Biden, kini para pejabat AS mengatakan bahwa rekan-rekan China mereka baru-baru ini menjadi lebih bersedia untuk terlibat diskusi substantif tentang berbagai masalah. 

Biden sejatinya lebih menyukai pertemuan langsung daripada virtual. Di awal masa kepemimpinannya, dia mengeluh bahwa pertemuan puncak virtual tidak akan dapat mengalahkan ‘chemistry’ yang didapat dari pertemuan langsung. 

Sebelumnya, para ajudan berharap kedua pemimpin negara adidaya ini dapat bertemu di sela-sela KTT G20 di Roma. Namun sayangnya, Xi tidak pernah meninggalkan China dalam dua tahun terakhir, kemungkinan besar karena kekhawatirannya terhadap Covid-19. Keadaan ini akhirnya membuat Biden memutuskan agar pertemuan kedua negara diadakan secara virtual.

"Ada sesuatu yang berbeda jika kita bertemu seseorang secara fisik. Kita akan mendapatkan percakapan yang dalam, dibandikan jika kita berkomunikasi melalui saluran telepon biasa," kata seorang pejabat. Ia menjelaskan mengapa akhirnya pertemuan ini dilakukan secara video virtual, dan bukan melalui sambungan telepon.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN, BBC


TERBARU