> >

Presiden Taiwan Akui Tentara AS Ada di Negaranya, Sebut Tekanan China Kian Besar

Kompas dunia | 28 Oktober 2021, 12:09 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Sumber: AP Photo)

TAIPEI, KOMPAS.TV - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen akhirnya mengakui bahwa tentara Amerika Serikat (AS) ikut menjaga negaranya.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini tekanan China terhadap Taiwan kian setiap harinya.

Hal itu diungkapkan Tsai Ing-wen kepada CNN pada sebuah wawancara eksklusif, Selasa (26/10/2021).

Tsai pun menjadi Presiden Taiwan pertama yang mengakui adanya tentara AS di negara kepulauan itu selama beberapa dekade terakhir.

Baca Juga: Cerita di Balik Foto Menyentuh Pengungsi Suriah dengan Anak Disabilitas yang Gemparkan Dunia

Pasukan AS terakhir di Taiwan meninggalkan negara itu pada 1979, ketika Washington beralih pengakuan dipolmatik resmi dari Taipei ke Beijing.

Meski begitu, saat ini hubungan AS dengan Taiwan semakin baik dan mendukung negara di Kepulauan Formosa itu untuk mempertahankan kedaulatannya.

Pada awal 2020, militer AS sempat memposting pasukan khususnya melatih tentara di Taiwan.

Namun, tak lama kemudian postingan itu dihapus.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan pada November 2020 sempat mengumumkan dan kemudian membantah bahwa pasukan AS melatih tentara Taiwan.

Tsai sendiri mengakui bahwa adanya pasukan AS yang melatih tentara Taiwan, tetapi ia menegaskan tak sebanyak yang dikira banyak orang.

Baca Juga: Biden Sebut AS akan Bantu Taiwan, China Bersumpah Tak Mau Kompromi

“Kami memiliki jangkauan luas kerja sama dengan AS untuk meningkatkan kemampuan pertahanan,” tuturnya.

Tsai pun menegaskan bahwa Taiwan yang berjarak 200 km dari China, adalah mercusuar demokrasi yang pelu dipertahankan demi menegakkan keyakinan seluruh dunia akan nilai-nilai demokrasi.

Menurutnya hal itu yang akan terkubur jika ancaman China semakin berbahaya.

“Ini adalah pulau dengan 23 juta rakyat yang mencoba setiap hari melindungi diri sendiri dan demokrasi kami, serta memastikan rakyat kami merasakan kebebasan yang seharusnya merea miliki,” tuturnya.

Baca Juga: Pertemuan Taliban dengan Delegasi Asing Dikecam, Tak Ada Wakil Perempuan dan Disebut Pesta

“Jika kami gagal, maka orang-orang yang percaya dengan nilai-nilai ini akan meragukan apa yang telah mereka perjuangkan,” ucapnya.

Hingga saat ini China masih menganggap Taiwan sebagai provinsi mereka yang melarikan diri.

Sedangkan Taiwan menegaskan mereka sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Presiden China Xi Jinping terus mengutarakan keinginannya agar Taiwan bisa kembali, sekalipun dengan kemungkinan pemaksaan atau perang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN


TERBARU