> >

Dikritik Enggan Bagi Resep Vaksin, Moderna Jual 110 Juta Dosis ke Afrika

Kompas dunia | 27 Oktober 2021, 10:01 WIB
Analisis sementara Moderna dari uji klinis tahap pertengahan hingga akhir terhadap 4.753 anak menunjukkan, dua dosis vaksin menghasilkan antibodi penetralisir virus corona tingkat tinggi, yaitu protein berbentuk Y yang mengikat virus corona dan menghalanginya memasuki sel manusia, seperti dilansir France24, Senin, 25 Oktober 2021 (Sumber: France24 via AFP)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Produsen vaksin asal Amerika Serika (AS), Moderna, akan menjual 110 juta dosis vaksin Covid-19 ke negara Uni Afrika (African Union).

Mengutip dari Forbes, Rabu (27/10/2021), langkah itu diambil di tengah kritik terhadap Moderna yang tidak mau membagikan resep vaksinnya ke produsen di negara-negara miskin. 

Jika Moderna memberikan resepnya, para produsen tersebut bisa membuat vaksin lokal untuk mereka sendiri. Moderna sebelumnya juga menyatakan mereka tidak bisa memasok banyak vaksin ke negara-negara miskin dalam waktu dekat, karena stoknya terbatas. 

Dengan kesepakatan penjualan itu, Moderna seolah ingin menegaskan komitmen mereka membantu negara miskin. 

Baca Juga: Panel Penasihat FDA Setujui Vaksin Pfizer Diberikan Pada Anak Umur 5-11 tahun

Produsen vaksin bernama Afrigen Biologics and Vaccines tengah berupaya membuat ulang vaksin Prizes dan Moderna agar dapat digunakan di Afrika. Para ahli menilai prosesnya akan lebih mudah jika perusahaan seperti Moderna atau Pfizer setuju untuk berbagi keahlian mereka.

"Perusahaan-perusahaan itu sejauh ini belum membagikan pengetahuan mereka meskipun menghadapi tekanan publik, termasuk tuntutan pemerintahan Biden pada Moderna," kata perwakilan Afrigen Biologics and Vaccines kepada Forbes. 

Di sisi lain, organisasi kesehatan dunia WHO terus berupaya membantu negara-negara miskin mendapat vaksin. WHO membutuhkan dana 22,8 miliar dollar AS untuk mengirimkan vaksin COVID-19 dan obat antivirus ke negara-negara tersebut. 

Baca Juga: Moderna Tak Berencana Bagikan Resep Vaksin Covid-19

Tujuannya, agar 40 persen populasi di setiap negara sudah divajsin pada akhir 2021 dan 70 persen di akhir tahun depan. 

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, di sejumlah wilayah memang tengah mengalami kelangkaan vaksin. Namun, para produsen vaksin sedang membuatnya dengan total 1,5 miliar dosis vaksin.

"Ini bukan masalah pasokan, itu masalah alokasi," ujar Ghebreyesus. 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Forbes


TERBARU