> >

180.000 Tenaga Kesehatan di Seluruh Dunia Meninggal Direnggut Covid-19

Kompas dunia | 23 Oktober 2021, 01:20 WIB
Tenaga kesehatan di rumah sakit San Filippo Neri di Roma. PBB memperkirakan 80.000 hingga 180.000 tenaga kesehatan di seluruh dunia meninggal tertular Covid-19 saat bekerja. (Sumber: Straits Times via AFP)

JENEWA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (21/10/2021), mengatakan 80.000 hingga 180.000 tenaga kesehatan di seluruh dunia mungkin tewas akibat Covid-19 hingga Mei tahun ini.

Oleh karena WHO bersikeras tenaga kesehatan harus diprioritaskan untuk menjalani vaksinasi Covid-19, seperti dilansir Straits Times, Jumat (22/10/2021).

Sebuah makalah WHO memperkirakan, dari 135 juta staf kesehatan di planet ini, antara 80.000 dan 180.000 tenaga kesehatan dan perawatan diduga meninggal karena Covid-19 dalam periode antara Januari 2020 hingga Mei 2021.

Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, petugas kesehatan harus menjadi yang pertama diimunisasi terhadap penyakit itu, seraya mengecam ketidakadilan global dalam peluncuran vaksin.

“Data dari 119 negara menunjukkan rata-rata, dua dari lima tenaga kesehatan dan perawatan secara global telah divaksinasi lengkap. Tapi tentu saja, rata-rata itu menutupi gap besar (yang sebenarnya),” katanya.

"Di Afrika, tidak sampai satu dari 10 nakes sudah vaksinasi lengkap. Sementara itu, di sebagian negara kaya, lebih dari 80 persen nakes sudah vaksinasi lengkap."

"Kami meminta semua negara untuk memastikan semua petugas kesehatan dan perawatan menjadi prioritas vaksinasi Covid-19, bersama kelompok berisiko lainnya."

Annette Kennedy, presiden Dewan Perawat Internasional, mengatakan lembaganya berduka atas semua petugas kesehatan yang kehilangan nyawa mereka selama pandemi.

"Ini adalah tuntutan yang mengejutkan bagi pemerintah (seluruh dunia). Ini adalah tuntutan yang mengejutkan atas kurangnya tugas perawatan mereka untuk melindungi petugas kesehatan yang telah membayar dengan pengorbanan terakhir," katanya.

Kennedy memperingatkan, "Mereka sekarang kepayahan, mereka hancur, mereka lelah secara fisik dan mental. Dan ada prediksi 10 persen dari mereka akan pergi dalam waktu yang sangat singkat."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU