> >

Dewan Muslim Inggris Kecam Pembunuhan Anggota Parlemen Sir David Amess

Kompas dunia | 18 Oktober 2021, 16:57 WIB
Anggota parlemen Konservatif Inggris David Amess. Amess ditikam saat menggelar pertemuan rutin dengan para konstituennya di Gereja Methodis Belfairs di Leigh-on-Sea, sekitar 62 kilometer di timur London, Jumat siang (15/10/2021). (Sumber: Chris McAndrew/UK Parliament via AP)

LONDON, KOMPAS.TV - Dewan Muslim Inggris (The Muslim Council of Britain/MCB) mengecam pembunuhan Sir David Amess, seorang anggota parlemen pada Jumat (15/10/2021) lalu. Polisi menduga pembunuhan tersebut “berkaitan dengan ekstremisme Islamis.”

“Saat lebih banyak informasi bermunculan, dan banyak spekulasi yang beredar, posisi MCB jelas mengecam keras pembunuhan berdarah dingin ini. Para pelaku dalam kasus ini, dan kejahatan-kejahatan tercela serupa, harus tahu bahwa tidak ada pembenaran untuk pembunuhan dan pengambilan nyawa tak berdosa,” kata Sekretaris Jenderal MCB Zara Mohammed dalam sebuah pernyataan yang dirilis di laman web resmi organisasi tersebut, Minggu (17/10/2021).  

“Kekuatan demokrasi berada pada aksesibilitas para wakil terpilih kita,” imbuhnya.

Mohammed mengenang Amess sebagai seorang yang dekat dengan warga muslim Inggris.

“Dia selalu bersemangat untuk mendukung masjid-masjid dan organisasi-organisasi muslim dalam menjalankan kerja-kerja mereka, menghadiri perayaan id dan acara pembukaan Masjid Jami Essex Southend,” kata Mohammed.

“Hati dan duka cita mendalam kami tujukan kepada istri dan anak-anak Sir David, juga seluruh keluarga, teman-teman, kolega-kolega, dan anggota masyarakat yang kehidupannya telah disentuh oleh pekerjaan-pekerjaannya yang tidak kenal lelah.”

Baca Juga: Seorang Anggota Parlemen Inggris Tewas Ditikam saat Temui Konstituennya

Anadolu Agency melaporkan seorang pria berusia 25 tahun telah ditangkap di lokasi kejadian atas dugaan pembunuhan. Polisi, Sabtu (16/10/2021), mengatakan pembunuhan Amess diduga “berkaitan dengan ekstremisme Islamis”.

Sementara BBC melaporkan pria yang ditangkap tersebut bernama Ali Harbi Ali. Ia dilaporkan sebagai warga negara Inggris berdarah Somalia. Ali ditahan di bawah Undang-Undang Terorisme.

BBC mengatakan Ali pernah dirujuk ke skema pencegahan kontra-teroris beberapa tahun lalu, namun tidak pernah menjadi subjek yang menarik bagi MI5, badan kontra-intelijen dan keamanan dalam negeri Inggris.

Penulis : Edy A. Putra Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Anadolu Agency/BBC


TERBARU