> >

Presiden Pertama Iran sekaligus Seteru Terbesar Ayatollah Khomeini, Abulhassan Banisadr Meninggal

Kompas dunia | 9 Oktober 2021, 22:32 WIB
Presiden pertama Republik Islam Iran, Abulhassan Banisadr pada 2009. (Sumber: Wikimedia)

PARIS, KOMPAS.TV - Presiden pertama Iran setelah Revolusi Islam 1979, Abulhassan Banisadr meninggal dunia di Paris, Prancis pada Sabtu (9/10/2021). Banisadr meninggal pada usia 88 tahun.

Banisadr selama ini hidup sebagai eksil di Prancis setelah digulingkan dari kursi kepresidenan oleh golongan ulama. Ia didongkel setelah menentang pengaruh para ulama Syiah yang semakin besar dan mengarahkan Iran ke arah negara teokrasi.

Meskipun bekerja sama dengan golongan ulama saat revolusi, Banisadr memiliki perbedaan mencolok dibanding mereka. Ia memiliki latar belakang pendidikan di Prancis dan kerap tampil dengan busana bergaya Barat.

Baca Juga: Presiden Iran Kritik AS, Sebut Sanksi adalah Mekanisme Perang

Banisadr merupakan rekan ulama yang kemudian menjadi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khomeini. Ia menjadi salah satu penasihat dalam kelompok pemberontak yang dipimpin Khomeini.

Setelah revolusi, Banisadr ditunjuk menjadi presiden Iran. Namun, pengaruhnya kalah dari Khomeini dan ia tak bertahan lama.

Khomeini kemudian mendongkel Banisadr dari kursi kepresidenan, memaksanya hidup dalam pengungsian di Prancis.

Bertahun-tahun kemudian, Banisadr mengungkapkan kekecewaannya atas tandem revolusionernya yang dituduh “mabuk kekuasaan”.

“Saya seperti seorang bocah yang melihat ayah saya [mengumpamakan Khomeini] menjadi alkoholis. Cuma, candunya kali ini adalah kekuasaan,” kata Banisadr.

Pihak keluarga menyebut Abulhassan Banisadr meninggal akibat sakit yang telah lama diderita.  

Baca Juga: Kesepakatan Tercapai, Fasilitas Nuklir Iran akan Dilengkapi Kamera Pengawasan

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU