> >

Kontaminasi Vaksin Covid-19 Moderna di Jepang akibat Keteledoran Manusia

Kompas dunia | 1 Oktober 2021, 20:59 WIB
Lokasi vaksinasi Covid-19 di Jepang. Faktor "kelalaian manusia" menjadi penyebab kontaminasi logam pada vaksin Covid-19 Moderna buatan mereka, yang berujung pada penarikan vaksin, seperti dilansir Straits Times, Jum'at, (01/10/2021). (Sumber: Carl Court/Antara)

TOKYO, KOMPAS.TV - Perusahaan farmasi Jepang Takeda Pharmaceutical hari Jumat menyebutkan, "kelalaian manusia" menjadi penyebab kontaminasi logam pada vaksin Covid-19 Moderna buatan mereka, yang berujung pada penarikan vaksin, seperti dilansir Straits Times, Jum'at (1/10/2021).

Laporan terbaru Takeda dan Moderna menyebut, produsen vaksin Moderna di Spanyol juga menemukan kontaminasi di sejumlah ampul vaksin Covid-19 mereka, namun pasokan dari batch produksi yang sama mendapat izin untuk dikirim ke Jepang. 

Otoritas Jepang Agustus lalu menangguhkan penggunaan tiga batch vaksin Moderna sejumlah 1,63 juta dosis setelah diberi tahu soal adanya kontaminasi logam.

Moderna melakukan penyelidikan bersama mitranya, Takeda dan perusahaan Spanyol Rovi, yang mengoperasikan pabrik tempat kontaminasi terjadi.

Dalam laporan itu disebutkan, masalahnya bersumber dari pemasangan yang salah dan karena keteledoran manusia yang secara visual salah menilai jarak.

Inti masalahnya, jarak tersebut seharusnya 1 mm antara bulatan dan "penyumbat" mesin yang memasang bagian atas ampul vaksin.

Lima lot berurutan dari vaksin Covid-19 Moderna yang diproduksi di Rovi antara 27 Juni hingga 3 Juli masih diselidiki.

Tiga kelompok pertama vaksin dikirim ke Jepang dan kemudian ditarik lagi setelah adanya partikel logam di dalam botol vaksin, yang lantas dipastikan sebagai baja antikarat, di dalam 39 ampul.

Baca Juga: Temukan Kontaminasi Stainless Steel, Moderna Tarik 1,63 Juta Dosis Vaksin Covid-19 di Jepang

Tiga botol Vaksin COVID-19 Moderna difoto di pusat vaksinasi virus corona baru di Velodrom Berlin, Jerman. European Medicines Agency telah merekomendasikan untuk menyetujui vaksin COVID-19 Moderna untuk anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun, pertama kali suntikan telah diizinkan untuk orang di bawah 18 tahun. Dalam keputusan pada Jumat, 23 Juli 2021 (Sumber: AP Photo/Michael Sohn)

Lot keempat tidak lulus pemeriksaan setelah beberapa partikel ditemukan pada 2 Juli dan lot kelima juga ditahan oleh pihak Rovi.

Masalah lot 4 dan 5 dilaporkan ke Moderna, Takeda, dan Kementerian Kesehatan Jepang.

Namun, tiga lot pertama lolos untuk digunakan sebab kelompok ampul itu "telah melewati pemeriksaan dan dianggap tidak terkena imbas."

Faktanya, pemasangan yang salah "menyebabkan masalah tetap muncul di semua lima kelompok vaksin," berdasarkan penyelidikan.

Prosedur pengoperasian yang lebih baik serta penggunaan alat presisi baru akan membantu mencegah masalah yang sama terjadi lagi, menurut laporan itu.

Kedua perusahaan dan Kementerian Kesehatan Jepang menyebutkan, partikel baja antikarat tidak menimbulkan risiko baru.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times/Antara


TERBARU