> >

Diyakini sebagai Penjara Jin Penuh Kutukan, Ini Isi Sumur Neraka di Yaman

Kompas dunia | 25 September 2021, 04:35 WIB
Sumur Barhout atau Sumur Neraka yang diyakini merupakan penjara jin penuh kutukan, terletak di tengah gurun di Provinsi Al Mahra, Yaman. (Sumber: AFP )

AL MAHRA, KOMPAS.TV – Sekelompok tim penjelajah gua dari Oman akhirnya menuruni lubang berdiameter 30 meter di tengah gurun di Provinsi Al Mahra di dekat perbatasan Yaman dengan Oman pada pertengahan September lalu.

Sumur Barhout yang lebih dikenal dengan julukan Sumur Neraka itu diyakini masyarakat setempat merupakan penjara bagi jin yang penuh kutukan.

“Banyak orang bilang di situlah tempat orang-orang murtad dan kafir disiksa setelah mati,” tutur Mohammad Al Kindi, seorang geolog dan pemilik Pusat Konsultasi Ilmu Bumi yang turut menuruni Sumur Neraka.

“Yang lainnya percaya bahwa kepala mereka akan terpenggal begitu mereka turun ke dalam sumur itu.”

Baca Juga: Batu Safir Senilai Rp1,4 Triliun Ditemukan saat Menggali Sumur di Halaman Rumah

Namun, apa yang ditemukan Kindi dan anggota timnya ternyata bukanlah jin atau kutukan.   

Seorang penjelajah gua tengah menuruni gua sedalam 112 meter yang dikenal sebagai Sumur Barhout atau Sumur Neraka di Provinsi Al Mahra, Yaman, September 2021. (Sumber: AFP )

“Mereka bilang, air zamzam Mekkah adalah air paling suci di bumi dan air dari Sumur Neraka adalah yang paling jahat,” ujar Kindi membeberkan mitos yang berkembang di kalangan masyarakat setempat tentang Sumur Neraka.

Kindi menjadi orang terakhir di timnya yang turun ke dasar gua dan naik kembali ke permukaan tanah. Ia menghabiskan sekitar 6 jam di dasar gua.

Seorang penjelajah gua tengah menuruni gua sedalam 112 meter yang dikenal sebagai Sumur Barhout atau Sumur Neraka di Provinsi Al Mahra, Yaman, September 2021. (Sumber: AFP )

“Yang kami lihat di bawah sana adalah air tawar bersih. Kami bahkan minum air sumur itu sebotol dan tak terjadi apa-apa pada kami!” ujar Kindi yang sejak kecil sudah menjelajah berbagai macam gua.

Selain air tawar, Kindi dan timnya menemukan banyak ular. “Mereka berkembang biak saat tak ada predator yang memangsa mereka,” terangnya. “Itu normal.”

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Gulf News/The National


TERBARU