> >

Pakistan Desak Dunia untuk Tidak Mengisolasi Afghanistan

Kompas dunia | 24 September 2021, 06:11 WIB
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi dalam wawancara bersama The Associated Press, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York, Amerika Serikat, Rabu, 22 September 2021. (Sumber: Associated Press)

NEW YORK, KOMPAS.TV — Bersikaplah realistis. Tunjukkan kesabaran. Ikut sertakan, dan yang terpenting, jangan mengisolasi. Itulah pilar-pilar pendekatan yang datang dari Pakistan untuk menghadapi pemerintah baru Afghanistan.

Pemerintah Pakistan mengusulkan agar masyarakat internasional mengembangkan peta jalan yang mengarah pada pengakuan diplomatik terhadap Taliban, dengan insentif jika mereka memenuhi persyaratannya. Kemudian duduk bersama dengan Taliban dan berbicara dengan para pemimpin milisi.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi menguraikan gagasan itu, Rabu (22/9/2021), di sela-sela pertemuan para pemimpin dunia di Sidang Majelis Umum PBB.

Baca Juga: Disela-sela Sidang PBB, Joe Biden Undang Jokowi Diskusi Penanganan Covid-19 secara Global

“Jika mereka memenuhi harapan itu, mereka akan membuatnya lebih mudah bagi diri mereka sendiri, mereka akan mendapatkan penerimaan yang mereka perlukan untuk mendapat pengakuan,” kata Qureshi seperti dikutip dari The Associated Press.

Dia mengatakan, Pakistan sejalan dengan komunitas internasional dalam keinginan untuk melihat Afghanistan yang damai dan stabil dan tidak memberi ruang bagi elemen teroris untuk meningkatkan pengaruh mereka.

Sedangkan bagi Taliban, mereka ingin memastikan bahwa tanah Afghanistan tidak pernah digunakan lagi untuk melawan negara mana pun.

Pakistan mendesak Amerika Serikat, Dana Moneter Internasional dan negara-negara lain yang telah membekukan dana pemerintah Afghanistan untuk segera mencairkan uang itu sehingga dapat digunakan untuk membangun keadaan normal di Afghanistan.

Dia berjanji bahwa Pakistan siap memainkan peran konstruktif dan positif dalam membuka saluran komunikasi dengan Taliban.

Sementara itu, tantangan ke depan terlihat jelas pada hari Kamis, ketika salah satu pendiri Taliban mengatakan gerakan garis keras akan melakukan eksekusi dan amputasi tangan, meskipun mungkin tidak di depan umum.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Fadhilah

Sumber : Associated Press


TERBARU