> >

Solidaritas untuk Pelajar Perempuan Afghanistan, Pelajar Pria Tolak Sekolah

Kompas dunia | 20 September 2021, 09:09 WIB
Siswi remaja perempuan di sebuah sekolah di Kabul awal September. Mulai hari Sabtu, 18 September 2021, Taliban Larang Remaja Perempuan SIswi Sekolah Menengah Afghanistan Kembali Bersekolah (Sumber: Straits Times via AFP)

KABUL, KOMPAS.TV - Pelajar pria Afghanistan menunjukkan solidaritasnya terhadap pelajar perempuan yang hingga kini masih belum bisa kembali bersekolah.

Pemerintah Afghanistan yang kini dikuasai Taliban menegaskan pelajar dan guru pria untuk kembali ke sekolah pada pekan ini.

Namun, pada pernyataannya Taliban tidak menyebutkan guru atau pelajar perempuan untuk kembali ke sekolah.

Hal itu diyakini mengancam hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan.

Baca Juga: Baru Menjabat Sebulan, Wali Kota Johannesburg Tewas Kecelakaan Mobil

Apalagi, sebelumnya Taliban dikenal kerap menekan hak-hak perempuan, meski pemerintahan yang sekrang mengungkapkan mereka lebih moderat.

Seperti dilaporkan The Wall Street Journal, sejumlah pelajar pria pun menegaskan mereka tak akan bersekolah hingga sekolah juga dibuka untuk perempuan.

“Perempuan merupakan bagian dari masyarakat. Saya tak akan bersekolah hingga sekolah perempuan juga dibuka,” ujar Rohullah, pelajar kelas 12 berusia 18 tahun dikutip dari India Today.

Beberapa guru mengatakan bahwa banyak gadis yang tak bersemangat dan masih ragu untuk melanjutkan sekolah.

“Pendidikan bagi perempuan adalah memperbaiki generasi. Pendidikan untuk pria mungkin berefek pada keluarga, sedangkan pendidikan untuk perempuan berefek pada masyarakat,” ujar Mohammadreza, seorang kepala sekolah swasta di Kabul.

“Kami sangat memperhatikan masalah ini sehingga anak perempuan dapat melanjutkan pendidikan mereka dan menyelesaikan studi mereka,” tambahnya.

Di sisi lain, PBB juga mengkhawatirkan masa depan sekolah perempuan di Afghanistan.

Baca Juga: Wali Kota Kabul dari Taliban Minta Pegawai Perempuan Tak Bekerja Dulu

Menurut pernyataan UNICEF, sangat penting bagi anak perempuan untuk melanjutkan pendidikan tanpa penundaan lebih lama lagi.

Sejak invasi AS pada 2001, pendidikan anak perempuan di Afghanistan mencapai kemajuan signifikan.

Jumlah sekolah menjadi tiga kali lipat, dan tingkat melek huruf murid perempuan hampir dua kali lipat yang presentasenya mencapai 30 persen dari jumlah seluruh perempuan di Afghanistan.

Sementara itu, ketika Taliban berkuasa pada 1996 hingga 2001, perempuan tak diperbolehkan mendapat pendidikan dan bekerja.

Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah

Sumber : India Today


TERBARU