> >

Tampung Lebih dari 3 Juta Orang, Pakistan Tak Sanggup Lagi Terima Pengungsi Afghanistan

Kompas dunia | 16 September 2021, 05:38 WIB
Sejumlah pengungsi Afghanistan di area terbuka Chaman, kota perbatasan di provinsi Baluchistan, Pakistan, Rabu (1/9/2021). (Sumber: AP Photo/Jafar Khan)

ISLAMABAD, KOMPAS.TV – Pakistan tak sanggup lagi menampung lebih banyak pengungsi Afghanistan karena sejumlah alasan, termasuk keterbatasan keuangan. Hal itu diungkap oleh penasihat keamanan nasional Pakistan Moeed Yusuf.

“Pakistan saat ini sedang tidak dalam kondisi untuk menerima lebih banyak pengungsi,” ujar Moeed Yusuf dalam konferensi pers di ibu kota Islamabad seperti dilansir Associated Press, Kamis (16/9/2021).

Dia menyebut, Pakistan telah menampung lebih dari 3 juta pengungsi Afghanistan yang melarikan diri dari peperangan dan kekerasan di negara mereka selama dua dekade terakhir.

Baca Juga: Pakistan Larang Guru Gunakan Celana Jeans, Kaos dan Pakaian Ketat

Yusuf menyatakan, Pakistan akan melakukan segala upaya yang dimungkinkan untuk membantu warga Afghanistan.

Namun, menurutnya, komunitas internasional harus pula melakukan inisiatif untuk mencegah terjadinya krisis kemanusiaan. Dia meminta komunitas internasional agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan meninggalkan Afghanistan.

Yusuf juga memperingatkan adanya ancaman keamanan akibat keberadaan sejumlah kelompok milisi di Afghanistan, termasuk ISIS. Pun, kelompok Taliban Pakistan yang mencari perlindungan ke negara tetangga Afghanistan.

Baca Juga: Pakistan Dituduh Bantu Taliban lewat Serangan Drone ke Panjshir

“Anda tidak perlu berpikir terlalu banyak untuk tahu apa yang akan terjadi. Akan ada kevakuman keamanan. Anda sudah tahu bahwa ISIS ada di sana (Afghanistan), Taliban Pakistan juga ada di sana, Al-Qaeda pun ada di sana,” tekannya, seraya mengimbuhkan bahwa kelompok-kelompok milisi itu merupakan musuh Pakistan dan Barat.

“Jika Afghanistan tidak stabil, efeknya akan menimpa Pakistan,” katanya.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU