> >

Kisruh di Beberapa Penjara di Israel, Narapidana Bakar Ruang Sel

Kompas dunia | 9 September 2021, 06:06 WIB
Seorang warga Palestina mengendarai motor yang dilengkapi dengan poster bergambar enam narapidana Palestina yang melarikan diri dari penjara Israel. Para tahanan yang melarikan diri dianggap sebagai pahlawan bagi warga Palestina. (Sumber: Associated Press)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Kebakaran terjadi di beberapa penjara di Israel, Rabu (8/9/2021), ketika petugas penjara tengah mencoba memindahkan beberapa tahanan. Upaya pemindahan ini ditolak oleh sebagian narapidana dan mereka pun menyalakan api di ruang sel, agar petugas tak memindahkan mereka dengan paksa. Para tahanan juga menolak dipindahkan dengan melancarkan aksi mogok makan.

Juru Bicara Layanan Penjara Israel mengatakan, kebakaran terjadi di dua sel di sayap yang berbeda dari Penjara Ramon. Menurutnya, saat ini api telah dikendalikan. Selain penjara Ramon, kebakaran juga terjadi di Penjara Ketziot.

Baca Juga: Taliban Ingin Berhubungan dengan Semua Negara kecuali Israel

Kisruh di beberapa penjara di Israel ini terjadi setelah enam narapidana Palestina melarikan diri dua hari sebelumnya. Pelarian yang terjadi pada Senin (6/9/2021) adalah pembobolan penjara terbesar di Israel dalam beberapa dekade.

Enam pria yang melarikan diri, berusia antara 26 dan 49 tahun, tampaknya telah menggali terowongan keluar dari penjara Gilboa, dekat Tepi Barat. Dinas keamanan Israel dilaporkan sedang menyelidiki apakah mereka mendapat bantuan di dalam penjara, maupun di luar.

Di luar penjara, protes pun berkobar pada Rabu malam. Di Yerusalem timur, pasukan Israel menembakkan granat kejut ke pengunjuk rasa Palestina yang berkumpul di Gerbang Damaskus di Kota Tua. Para pengunjuk rasa terdengar meneriakkan, "Di mana Zakaria?", yang mengacu pada Zakaria Zubeidi. Zakaria Zubeidi merupakan salah satu narapidana yang melarikan dari dari penjara Gilboa.

Baca Juga: Israel Kembali Lancarkan Serangan Udara, Ledakan Besar Terlihat di Langit Gaza

Zakaria Zubeidi, 46, merupakan seorang pemimpin terkemuka di Brigade Syuhada Al-Aqsa. Kelompok ini adalah sebuah kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Fatah, selama intifada kedua dari tahun 2000-2005.

Dia kemudian diberikan amnesti bersama dengan militan lain yang berafiliasi dengan Fatah, tetapi ditangkap lagi pada tahun 2019 karena dicurigai akan melakukan teror baru oleh Pemerintah Israel.

Sedangkan lima tahanan lainnya yang kabur adalah anggota kelompok militan Jihad Islam, dan kelompok tahanan mengatakan empat orang di antaranya tengah menjalani hukuman seumur hidup.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU