> >

Mahkamah Agung Meksiko Memutuskan Bahwa Aborsi Bukanlah Kejahatan

Kompas dunia | 8 September 2021, 09:38 WIB
Seorang perempuan membawa spanduk yang bertuliskan legal, aman dan aborsi yang bebas, dalam demonstrasi di Meksiko City, 28 September 2020. Pada 7 September 2021, pengadilan Meksiko memutuskan bahwa aborsi bukanlah tindak kejahatan. (Sumber: Associated Press)

MEXICO CITY, KOMPAS.TV - Mahkamah Agung Meksiko memutuskan bahwa tidak konstitusional untuk menghukum aborsi, Selasa (7/9/2021).

Dengan suara bulat, mereka membatalkan beberapa ketentuan undang-undang dari Coahuila - sebuah negara bagian di perbatasan dengan Texas, Amerika Serikat (AS) - yang telah menjadikan aborsi sebagai tindakan kriminal.

"Mulai sekarang Anda tidak akan dapat, tanpa melanggar kriteria pengadilan dan konstitusi, menuntut wanita mana pun yang menggugurkan kandungan. Keadaan yang telah diputuskan pengadilan ini adalah sah," ujar Presiden Pengadilan Arturo Zaldivar.

Baca Juga: Banjir Menghantam Rumah Sakit di Meksiko, Sebanyak 16 Pasien Tewas

Keadaan yang dimaksud akan diklarifikasi ketika keputusan itu diterbitkan, namun semuanya mengacu pada praktik aborsi yang dilakukan dalam 12 minggu pertama kehamilan.

Periode aborsi ini diperbolehkan di empat negara bagian di Meksiko, dimana aborsi sudah dilegalkan.

Keputusan itu muncul satu minggu setelah undang-undang Texas mulai berlaku yang melarang aborsi, setelah profesional medis dapat mendeteksi aktivitas jantung pada janin.

Hal ini memungkinkan setiap warga negara untuk menuntut penyedia aborsi di Texas sebagai pelanggar hukum.

Selain itu, siapa saja yang membantu atau bersekongkol dengan seorang wanita untuk melakukan prosedur aborsi juga dianggap bersalah.

Hanya empat negara bagian di Meksiko, yaitu Mexico City, Oaxaca, Veracruz, dan Hidalgo, yang saat ini mengizinkan aborsi. Sedangkan 28 negara bagian lainnya menghukum aborsi dengan beberapa pengecualian.

Saat ini tidak ada wanita yang dipenjara karena aborsi di Meksiko, tetapi ada sekitar 4.600 investigasi terbuka untuk itu, menurut Veronica Cruz, yang merupakan Direktur Organisasi 'Las Libres'.

Organisasi ini membebaskan wanita terakhir yang dipenjara karena melakukan aborsi.

Baca Juga: Tragis! Petinju Putri Meksiko Meninggal Beberapa Hari usai KO di Atas Ring

“Di Meksiko, kami tidak memiliki kesempatan untuk melegalkan atau mendekriminalisasi sekaligus. Masalah itu harus dilakukan berbeda di setiap negara bagian. Itulah sebabnya para aktivis bekerja dalam satu strategi terkoordinasi untuk melakukan perubahan dari wilayah demi wilayah,” katanya.

Meksiko adalah negara dengan sebagian besar penduduknya merupakan pemeluk Katolik Roma yang taat.

Gereja merupakan lembaga yang kuat ketika masa kolonial dan setelah kemerdekaan Meksiko.

Namun gerakan reformasi pada pertengahan abad ke-19 telah membatasi peran gereja secara drastis.

Namun, topik aborsi ini masih tetap kontroversial di Meksiko. Perpecahan itu diperlihatkan pada hari Selasa ketika kelompok-kelompok dari kedua belah pihak berdemonstrasi di luar pengadilan.

“Kami dilihat sebagai orang Katolik, sebagai orang Guadalupano,” kata profesor hukum Leticia Bonifaz dari National Autonomous University of Mexico.

“Tetapi jika Anda perhatikan hari ini, masalah yang dibahas adalah hukum, bukan agama, bukan moral,” tambahnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU