> >

Terinspirasi ISIS, Seorang Pria Sri Lanka Tikam Enam Orang di Auckland

Kompas dunia | 3 September 2021, 14:13 WIB
Kota Auckland, Selandia Baru, tengah dalam masa lockdown ketat karena melonjaknya kasus Covid-19. Di tengah lockdown ketat tersebut, terjadi penikaman terhadap enam pengunjung supermarket oleh simpatisan ISIS. (Sumber: Associated Press)

WELLINGTON, KOMPAS.TV – Seorang warga Sri Lanka menikam enam orang di sebuah supermarket di pusat perbelanjaan di Auckland, Selandia Baru, Jumat (3/9/2021). Ia kemudian langsung ditembak mati oleh polisi di lokasi kejadian.

Perdana Menteri Jacinda Ardern menggambarkan insiden itu sebagai serangan teror.

Dia mengatakan pria itu sudah dikenal oleh badan keamanan negara sebagai ancaman yang "terinsipirasi ISIS" dan diawasi sepanjang waktu.

Namun, seperti dikutip dari The Associated Press, Ardern menambahkan, secara hukum, pria itu tidak dapat ditahan.

Ardern mengungkapkan, pelaku berada di bawah pengawasan polisi karena diketahui memiliki pemahaman ekstrem dan bersimpati pada ISIS.

"Pelaku merupakan warga negara Sri Lanka yang tiba di Selandia Baru pada 2011," ujar Ardern seperti dikutip dari NZHerald.

Baca Juga: Larry Page, Pendiri Google, Resmi Jadi Warga Selandia Baru

Saat ini, tiga korban penikaman dalam kondisi kritis dan satu orang lainnya dalam kondisi serius. Semua korban telah dibawa ke rumah sakit kota Auckland, seperti dikutip dari RNZ.

Polisi bersenjata lengkap dan ambulans terlihat berada di lokasi kejadian di LynnMall.

Auckland merupakan kota terbesar di Selandia Baru dan saat ini tengah berada dalam lockdown ketat karena terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga: Terjadi Kecelakaan Balon Udara di Arrowtown Selandia Baru, 11 Orang Terluka

Semua toko dan restoran tutup, kecuali supermarket yang menjual kebutuhan dasar masyarakat.

Warga Auckland hanya diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk membeli bahan makanan, kebutuhan medis, atau untuk berolahraga di sekitar tempat tinggal mereka.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press/NZ Herald


TERBARU