> >

Pers Asing: Dari 91 Juta Dosis Vaksin Covid-19 yang Dikirim ke 34 Provinsi, Hanya 75 % Digunakan

Kompas dunia | 4 Agustus 2021, 06:58 WIB
Data baru Kementerian Kesehatan pada Selasa (8/3/2021) seperti dikutip dari Straits Times menunjukkan dari 91 juta dosis yang dikirim ke 34 provinsi di Indonesia sejak Januari, baru 68,6 juta dosis, atau 75 persen yang telah disuntikkan ke populasi sasaran vaksinasi. (Sumber: Kompas.com/Agie Permadi)

Ini menyebabkan penangguhan sebagian besar kegiatan dan penutupan tempat-tempat umum yang dianggap tidak kritikal, termasuk mal, tempat ibadah, dan taman.

Jawa dan Bali sekarang melaporkan kurang dari setengah jumlah kasus terkonfirmasi harian yang dilaporkan pada pertengahan Juli.

Daerah lain di luar Jawa dan Bali mulai mengalami lonjakan infeksi, namun pemerintah mencatat daerah-daerah tersebut kurang padat penduduknya dibandingkan dengan Jawa dan Bali, dan tindakan pengendalian yang serupa mungkin dapat diterapkan di sana.

Namun, lokasi terpencil dari beberapa tempat ini mungkin akan menjadi tantangan tersendiri.

Indonesia sejauh ini melaporkan sekitar 3,5 juta kasus dan hampir 99.000 kematian akibat Covid-19. Hari Selasa (03/08/2021) tercatat 33.900 kasus baru, sementara 1.598 orang meninggal di hari yang sama.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Panduan Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil dan Menyusui Menurut POGI

Ilustrasi ibu hamil sedang jalani vaksinasi Covid-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran terkait dengan vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil dan penyesuaian skrining dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut, seperti dikutip dari laporan Antara, Senin, (02/08/2021). (Sumber: Antara/Shutterstock)

Indonesia sejauh ini hingga Selasa, (03/08/2021), telah mengamankan 480 juta dosis vaksin Covid-19 dari berbagai merek dimana sekitar sepertiga telah diterima, menjadikan Indonesia negara yang  menyimpan stok vaksin Covid-19 terbesar di Asia Tenggara.

Namun membuat vaksin-vaksin tersebut bisa didistribusikan dan diberikan kepada orang-orang di seluruh negeri adalah tugas yang sangat menantang, terutama karena membutuhkan navigasi melintasi lautan dan medan yang sulit, serta melalui jaringan afiliasi dan birokrasi.

Banyak pemimpin lokal, walikota, bupati, dan gubernur provinsi, memiliki afiliasi dengan berbagai partai politik, organisasi, dan kelompok, dan seringkali tidak kooperatif, sehingga menjadi batu sandungan bagi upaya vaksinasi.

Ada insiden di mana sebuah daerah menolak untuk segera mendistribusikan vaksin ke daerah tertentu karena afiliasi yang berbeda.

Kementerian kesehatan telah meminta militer (TNI) dan kepolisian untuk mempercepat vaksinasi. Antrian penyuntikan vaksin Covid-19 di kantor polisi dan markas militer teritorial di seluruh negeri telah menjadi pemandangan umum.

Pemerintah juga melibatkan berbagai kelompok masyarakat sipil, klub alumni sekolah dan organisasi keagamaan, termasuk dua yang terbesar - Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah - yang masing-masing memiliki puluhan juta anggota.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU