> >

Selandia Baru Minta Maaf Secara Resmi ke Warga Pasifik Terkait Serangan Fajar di Masa Lalu

Kompas dunia | 3 Agustus 2021, 02:05 WIB
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (duduk) tengah menjalani ritual tadisional Samoa, ifoga, di Balai Kota Auckland, Selandia Baru, Minggu (1/8/2021). Dalam ritual itu, Ardern yang mewakili pemerintah Selandia Baru meminta maaf secara resmi pada komunitas Pasifik terkait penerapan diskriminatif undang-undang imigrasi tahun 1970-an yang menyasar warga Pasifik. (Sumber: Brett Phibbs/New Zealand Herald via AP)

Orang-orang yang tak tampak seperti warga kulit putih Selandia Baru diperintahkan untuk membawa identitas diri untuk membuktikan bahwa mereka bukanlah pemegang visa yang melebihi batas waktu tinggal.

Polisi kerap menghentikan mereka secara acak di jalanan, sekolah atau bahkan gereja. Meskipun banyak pula warga Inggris dan Amerika yang tinggal melebihi batas waktu visa yang diizinkan, hanya orang-orang Pasifik yang menjadi sasaran deportasi.

Meski Serangan Fajar terjadi hampir 50 tahun yang lalu, warisan traumatik mereka, kata Ardern, masih membekas hingga kini. Sebagai isyarat niat baik, pemerintah Selandia Baru akan memberikan beasiswa pendidikan dan pelatihan baru bagi komunitas Pasifik.

Pemerintah juga akan membantu menyusun laporan resmi insiden itu dari berbagai catatan tertulis dan sejarah lisan yang ada.

Seorang perwakilan warga Pasifik, Putri Tonga Mele Siu'ilikutapu Kalaniuvalu Fotofili menyatakan, dampak Serangan Fajar telah menghantui komunitasnya selama beberapa generasi.

“Kami berterima kasih pada pemerintahan Anda karena membuat keputusan tepat untuk meminta maaf,” ujarnya pada Ardern sambil mengimbuhkan, “ini dini hari yang baru bagi komunitas saya, dan bagi komunitas Pasifik pada umumnya.”

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU