> >

Anomali, Bhutan Sukses Vaksinasi 90 Persen Warganya Hanya Dalam Seminggu! Kok Bisa?

Kompas dunia | 28 Juli 2021, 04:15 WIB
Sejumlah biksu tengah menggelar ritual menyambut kedatangan 500.000 dosis vaksin Moderna, donasi dari Amerika Serikat di Bandara Internasional Paro di Bhutan, 12 Juli 2021. (Sumber: UNICEF via AP)

Dalam beberapa kasus, para nakes berjalan kaki selama berhari-hari melalui lumpur di tengah terpaan hujan deras untuk mencapai desa-desa terpencil di puncak gunung demi memvaksin mereka yang tak dapat datang ke pusat vaksinasi.

“Vaksinasi adalah pilar inisiatif perawatan kesehatan Bhutan,” ujar Dr Sonam Wangchuk, anggota gugus tugas vaksinasi Bhutan.

Pemerintahan Bhutan juga dipimpin oleh para praktisi kesehatan. Perdana menteri, menteri luar negeri dan menteri kesehatan, semuanya adalah para profesional medis.

Dan, pemerintah juga kerap mengunggah pesan di Facebook yang langsung menjawab pertanyaan publik tentang virus corona dan vaksinasi. Ini, ternyata sangat membantu memerangi keengganan vaksinasi yang melanda warga.

“Bahkan, faktanya, warga jadi ingin datang langsung dan divaksinasi,” ujar Dr Wangchuk.

Perdana Menteri Lotay Tshering dan Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck juga merupakan pendukung awal vaksin.

Hingga, kekhawatiran rakyat Bhutan seputar vaksinasi pun hilang. Raja bahkan berkeliling negeri untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya vaksinasi.

Baca Juga: Cerita Raja Bhutan Blusukan Mendaki Gunung Lewati Hutan untuk Mengecek Penerapan Protokol Covid-19

Bhutan merupakan kerajaan Buddha terakhir di Himalaya. Namun, Bhutan telah bertransisi dari monarki absolut ke monarki konstitusional yang demokratis.

Unsur penting lain dalam kesuksesan vaksinasi adalah jaringan luas sukarelawan warga negara yang disebut “desuups”.

“Selama 1,5 tahun terakhir, sekitar 22.000 warga negara secara sukarela bergerak meningkatkan kesadaran, menghilangkan informasi yang salah, dan membantu melakukan skrining dan pengujian massal,” terang Will Parks, perwakilan UNICEF untuk Bhutan.

“Mereka bahkan membawa vaksin melintasi medan yang sulit di Bhutan,” imbuhnya.  

Kesuksesan Bhutan merupakan anomali di Asia Selatan, di mana negara-negara seperti India dan Bangladesh tengah berjuang untuk menaikkan tingkat vaksinasi mereka.

Para ahli menggarisbawahi faktor donasi vaksin dari negara-negara kaya ke negara-negara berkembang. Pun, menyoroti besarnya dampak jangkauan pemerintah pada masyarakat.

“Mungkin, kerajaan kecil Himalaya ini dapat menjadi mercusuar asa bagi kawasan yang tengah dirundung bara Covid-19,” pungkas Park.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU