> >

Dulu Makan Hati Manusia, Pria Ini Sekarang Bantu Bekas Tentara Anak Lepas dari Kecanduan Narkoba

Kompas dunia | 25 Juli 2021, 16:06 WIB
Mantan Komandan Tentara Pemberontak Liberia, Joshua Blahyi kini membantu bekas tentara anak untuk lepas dari kecanduan narkoba. (Sumber: The Trent Online)

MONROVIA, KOMPAS.TV - Mantan komandan tentara pemberontak Liberia, Joshua Blahyi dulu dikenal sebagai orang terkejam di dunia dan kerap memakan hati manusia khususnya anak-anak.

Namun, kini ia telah bertobat dan bertekad membantu para bekas tentara anak untuk lepas dari kecanduan narkoba.

Blahyi dulu merupakan salah satu figur pemimpin paling berbahaya selama perang sipil di Liberia.

Ia mengakui telah melakukan kejahatan kejam dan membuat ribuan orang tak bersalah tewas.

Baca Juga: Di India, Seorang Pria Kasta Dalit dan Putranya Dipukuli 15 Orang, Kemudian Dipaksa Minum Air Seni

Ia juga dijuluki sebagai Jenderal Pantat Telanjang karena tak pernah berpakaian saat berperang.

Blahyi merasa saat melakukannya ada kekuatan spiritual yang membuatnya tak terlihat saat parang.

Perang sipil Liberia yang terjadi antara 1989 hingga 1998 dan 1999 hingga 2003, dipenuhi dengan aksi penyiksaan, pemerkosaan dan pembunuhan massal.

Diperkirakan lebih dari seperempat juta orang tewas karena konflik tersebut.

Kejahatan yang terparah adalah yang dilakukan tentara anak, yang kecanduan narkoba oleh para pemimpinnya.

Anak-anak tersebut kemudian menjadi kecanduan setelah peperangan berakhir, dan banyak yang akhirnya terjebak kejahatan atau tersingkir dari masyarakat.

Baca Juga: Miliki Toilet Emas, Polisi Ini Ditangkap karena Terlibat Jaringan Mafia Penerima Suap

Dikutip dari Daily Star, Blahyi merasa berdosa atas kejahatan yang pernah dilakukannya dan ingin menebusnya dengan membantu mereka.

“Kami membuat mereka mengangkat senjata dan mengonsumsi narkoba. Kini saya ingin memperbaiki kesalahan itu,” tuturnya.

Blahyi pun mengungkapkan bahwa anak-anak tersebut adalah korban, bukannya pelaku.

“Saya biasanya menjelaskan kepada mereka kisah saya, dan meminta mereka untuk mengikuti dengan mengabdikan diri kepada Kristus dan meninggalkan obat-obatan,” tambahnya.

Pada 2012, Blahyi membangun kompleks sebesar 15 mil untuk menjalankan sesi pelatihan bagi mantan tentara anak untuk mengintegrasikan mereka kembali ke masyarakat.

Blahyi sendiri pada Januari 2008, telah mengungkapkan kejahatan yang dilakukannya untuk mempertahankan kekuatan spiritual yang ia miliki.

“Setiap kami bisa mengambilalih kota, saya membuat pengorbanan manusia,” katanya.

“Mereka memberikan saya anak untuk dibantai dan diambil jantungnya untuk saya makan,” tambahnya.

Ia mengaku tak bisa mengatakan dengan pasti berapa banyak orang yang telah ia bunuh. Namun, ia memperkirakan tak kurang dari 20.000 jiwa.

Baca Juga: Mengerikan, Perempuan Ini Trauma Diserang Ratusan Tikus saat Jalan-Jalan di Taman

Blahyi mengungkapkan titik balik kehidupannya terjadi pada 1996, ketika ia merasa Yesus menghampirinya ketika tangannya dilumuri darah seorang anak.

Ia mengatakan, Yesus memintanya untuk berhenti menjadi budak.

Di Liberia, sangat sedikit orang yang diadili atas kejahatan perang dan terhadap kemanusiaan.

Hal itu disebabkan karena penolakan pemerintah untuk membentuk pengadilan kejahatan perang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Daily Star


TERBARU