> >

Heboh Klaster Covid-19 Karaoke Singapura, Ini Catatan Vaksinasi 120 Pengunjung yang Terinfeksi

Kompas dunia | 17 Juli 2021, 15:21 WIB

 

Dari 88 orang pertama di klaster karaoke atau KTV Singapura yang sedang diselidiki dan dikonfirmasi positif Covid-19, 82 orang belum divaksinasi atau divaksinasi sebagian. (Sumber: Straits Times)

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Dari 88 orang pertama di klaster karaoke atau KTV Singapura yang sedang diselidiki dan dikonfirmasi positif Covid-19, 82 orang belum divaksinasi atau divaksinasi sebagian.

"Hanya enam orang suspek yang divaksinasi penuh," kata direktur layanan medis Singapura Kenneth Mak hari Jumat (16/07/2021) dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan oleh gugus tugas multi-kementerian yang menangani pandemi Covid-19 seperti dilansir Straits Times, Jum'at (16/7/2021)

Total sebanyak 120 kasus dikaitkan dengan klaster KTV hingga hari Jumat, (16/07/2021)

Seorang perempuan muda Vietnam yang bekerja di karaoke adalah kasus pertama yang terdeteksi dari klaster tersebut.

Dia adalah pemegang izin kunjungan jangka pendek yang memasuki Singapura pada bulan Februari tahun ini melalui Familial Ties Lane, yang disponsori oleh pacarnya orang Singapura.

Associate Professor Mak mengatakan 88 kasus positif Covid-19 itu termasuk individu berusia antara 19 dan 60 tahun.

Mereka sering menjadi pelanggan klub KTV yang berkontribusi pada cluster tersebut.

Dari 88 kasus, 37 kasus terdeteksi karena gejala dan segera menjalani swab di klinik Swab dan Send Home, sedangkan 30 terdeteksi melalui tes komunitas.

"Sisanya 21 kasus terdeteksi saat dikarantina di fasilitas Covid-19 Singapura," imbuh Prof Mak.

Baca Juga: Karaoke Plus-plus di Singapura Jadi Klaster Covid-19, Pria Ini Dilema Karena Berbohong pada Istrinya

Salah satu tempat karaoke yang digerebek di Singapura sediakan layanan main dadu (Sumber: Straits Times)

Dari penyelidikan, sebagian besar kasus positif melibatkan individu bapak-bapak pelanggan beberapa klub dan outlet karoke KTV.

Profesor Mak menambahkan mereka mengunjungi beberapa outlet karaoke baik pada hari yang sama, atau selama beberapa hari "pada periode tanggal yang dipantau".

Kementerian Kesehatan sebelumnya fokus pada kunjungan yang berlangsung antara 29 Juni hingga 12 Juli.

“Sebagian dari mereka (yang positif) mengunjungi beberapa outlet karaoke, terutama pada hari yang sama adalah pemegang izin masuk Singapura, dan kami tidak dapat mengesampingkan banyak dari mereka adalah pemandu karaoke” ungkap Prof Mak seraya menambahkan beberapa orang pengunjung karaoke berasal dari Vietnam, Thailand, Laos dan Filipina.

Beberapa yang lain bekerja sebagai staf untuk perusahaan KTV, dan sehari-harinya melakukan berbagai peran.

Kelompok kedua melibatkan warga Singapura yang menjadi pelanggan dan sering mengunjungi gerai KTV ini secara "sangat teratur".

Prof Mak mengatakan ada kemungkinan interaksi kontak dekat yang cukup besar terjadi selama kunjungan, memungkinkan virus menyebar.

Baca Juga: 20 Pemandu Karaoke Warga Negara Asing Ditangkap Polisi Singapura Saat Bekerja Masa Pandemi

Tempat karaoke di Singapura yang ditutup karena jadi Klaster Covid-19. (Sumber: Channel News Asia)

Akhirnya, kelompok infeksi ketiga melibatkan anggota rumah tangga, menunjukkan penularan rumah tangga telah terjadi, terutama berasal dari pengunjung karaoke yang pulang ke rumah dan menularkan ke anggota keluarga.

Dari 88 kasus, 20 kasus positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala pada hari Jumat namun menjalani isolasi.

Sisanya adalah 68 kasus dengan gejala ringan, mulai dari demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.

Beberapa mengalami kehilangan indra penciuman dan rasa, dan kelelahan umum dengan nyeri tubuh.

Kasus-kasus ini terus menunjukkan gejala ringan.

Tak satu pun dari kasus yang memerlukan suplementasi oksigen atau perawatan di unit perawatan intensif.

Prof Mak mengatakan sebagian besar yang tertular masih muda, yang mungkin menjelaskan fakta mereka tidak menunjukkan gejala atau memiliki infeksi ringan.

"Volume kasus saat ini yang kami miliki di rumah sakit kami dapat dikelola, dan kami belum melampaui kapasitas kami di rumah sakit atau di fasilitas perawatan masyarakat."

Namun, Kementerian Kesehatan tetap mewaspadai kemungkinan penularan sekunder yang dapat terjadi dalam klaster ini.

“Ada risiko kemungkinan penyebaran dapat terjadi pada segmen masyarakat kita yang lebih rentan, terutama lansia yang belum divaksinasi,” tambah Prof Mak.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU