> >

Jepang Darurat Covid, Pengangguran Naik dan Ekonomi Melemah

Kompas dunia | 28 Mei 2021, 13:35 WIB
Para penumpang memakai masker wajah di sebuah stasiun di Fukuoka, Jepang selatan Kamis, 14 Januari 2021. Jepang memperluas keadaan darurat virus korona ke tujuh prefektur lagi, mempengaruhi lebih dari setengah populasi di tengah lonjakan infeksi di seluruh negeri. (Sumber: Naoyuki Shin/Kyodo News via AP)

TOKYO, KOMPAS.TV- Badan Pusat Statistik Jepang mencatat, angka pengangguran di negara itu meningkat pada April 2021.

Angka peningkatannya dari 2,6 persen di bulan Maret menjadi 2,8 persen.

Hal itu disebabkan meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Jepang.

Sejumlah kota seperti Tokyo dan Osaka bahkan memberlakukan keadaan darurat sejak 25 April lalu.

Akibatnya, aktivitas warga dibatasi termasuk kegiatan wisata dan makan di restoran.

Mengutip dari Nikkei Asia, sektor perhotelan dan restoran yang tertekan membuat pekerja tidak tetap banyak yang dirumahkan.

Sebagian besar adalah perempuan, dimana dari seluruh angkatan kerja perempuan di Jepang, 68 persennya adalah pekerja tidak tetap.

Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo, Jepang Akan Perpanjang Status Keadaan Darurat Covid-19, Ini Ke-4 Kalinya

Untuk menyelamatkan ekonomi negaranya, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga berencana menggelontorkan dana bantuan.

Jumlah bantuannya sebesar 2.730 dollar AS atau sekitar Rp38,7 juta untuk setiap keluarga berpenghasilan rendah yang belum menerima tunjangan kesejahteraan.

Pandemi susulan juga membuat ekonomi Jepang di kuartal I 2021 turun 1,3 persen.

Jika dibandingkan dengan kuartal IV 2020.

Karena penetapan status darurat kemungkinan diperpanjang hingga akhir Juni 2021, pemulihan ekonomi ke depannya masih dirasa berat.

Baca Juga: Jepang Perluas Keadaan Darurat, Setujui Dua Vaksin Tambahan

Stimulus moneter juga masih terus diberikan oleh Bank Sentral Jepang untuk meredam deflasi.

Karena tingkat konsumsi dalam negeri yang terus menurun.

Hal itu tercermin dari indeks harga konsumen di Tokyo yang turun 0,2 persen pada bulan Mei.

Padahal Tokyo selama ini dianggap sebagai indikator utama ekonomi nasional Jepang.

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU