> >

Presiden Chad Idriss Deby Itno Dilaporkan Terbunuh di Garis Depan Pertempuran Lawan Pemberontak

Kompas dunia | 20 April 2021, 20:26 WIB
Dalam file foto Senin 13 Januari 2020 ini, Presiden Chad Idriss Deby Itno tiba di KTT G5 Sahel di Pau, Prancis barat daya. Presiden Chad Idriss Deby Itno tewas di medan perang Selasa 20 April 2021 dalam perang melawan pemberontak. Pengumuman mengejutkan itu datang hanya beberapa jam setelah pejabat pemilihan mengumumkan Deby, 68, pemenang pemilihan presiden 11 April, yang membuka jalan baginya untuk tetap berkuasa selama enam tahun lagi. (Sumber: Regis Duvignau/Pool Photo via AP, File)

N'DJAMENA, KOMPAS.TV - Presiden Chad, Idriss Deby Itno dilaporkan tewas di garis depan peperangan melawan pemberontak setelah 30 tahun menjadi presiden negara tersebut, demikian dinyatakan Angkatan Darat Chad yang dilansir Associated Press, Selasa, (20/04/2021). 

Pengumuman mengejutkan itu muncul hanya beberapa jam setelah KPU CHad menyatakan Deby, yang berusia 68 tahun, adalah pemenang pemilu presiden dan memberinya jabatan selama 6 tahun ke depan. 

Juru bicara Angkatan Darat Chad, Jenderal Azem Bermandoa Agouna dalam pengumumannya mengatakan, "Deby menghembuskan napas terakhir di medan perang membela kedaulatan negara,"

Tim kampanye Deby hari Senin, (19/04/2021) mengatakan, dia pergi ke garis depan untuk bergabung dengan pasukannya memerangi "teroris".

Sebab musabab tewasnya Deby belum bisa dipastikan secara mandiri karena kendala lokasi yang terpencil. Belum diketahui kenapa seorang presiden pergi ke wilayah tempur maupun berpartisipasi dalam pertemuran dengan pemberontak yang menantang kekuasaannya.

Baca Juga: Pemberontak Mozambik Kepung Kota Palma, Puluhan Warga Sipil Tewas Termasuk Pekerja Ekspatriat

Peta Chad yang bertetangga dengan Libya di Utara, Sudah di Timur, Niger di Barat, dan Kamerun serta Republik Afrika Tengah di Selatan (Sumber: Google Map)

Pemberontak yang bermarkas di dalam wilayah Libya, Utara Chad, menyerang berbagai pos perbatasan pada hari pemungutan suara, lalu merangsek sejauh ratusan kilometer ke dalam wilayah Chad. 

Idriss Deby naik ke tampuk kekuasaan setelah kubunya melakukan pemberontakan dan memenangkan perebutan kekuasaan di tahun 1990. Deby hingga kematiannya adalah pemimpin negara Afrika yang paling lama berkuasa. 

Deby adalah mantan panglima AD Chad yang berkuasa setelah menggulingkan presiden saat itu, Hissene Habre yang oleh pengadilan internasional terbukti melakukan pelanggaran HAM. 

Selama bertahun-tahun, Deby berhasil selamat dari berbagai pemberontakan dan tetap berkuasa, namun kali ini dia terbunuh di medan tempur saat kelompok yang menamakan dirinya Front untuk Perubahan dan Kerukunan Chad memberontak. 

Kelompok pemberontak itu diyakini mempersenjatai diri dan berlatih di Libya sebelum merangsek masuk ke Chad Utara pada 11 April, hari yang sama saat pemungutan suara pemilu presiden Chad yang diboikot banyak kandidat presiden. 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU