> >

Rakyat Ekuador dan Peru Gelar Pemilu Pilih Presiden Baru

Kompas dunia | 12 April 2021, 00:50 WIB
Seorang anak berdiri di depan pintu salon kecantikan di samping poster kampanye yang mempromosikan calon presiden Andres Arauz dari United for Hope Alliance atau UNES, di Quito, Ekuador, Sabtu 10 April 2021. (Sumber: AP Photo/Dolores Ochoa)

Arauz didukung oleh Correa, kekuatan utama di negara Andes yang sedang bermasalah itu meskipun ada dakwaan korupsi.

Dia mengusulkan agar orang kaya membayar lebih banyak pajak, mundur dari perjanjian dengan Dana Moneter Internasional (IMF), dan menemukan mekanisme hukum untuk memaksa repatriasi simpanan yang dimiliki warga Ekuador di luar negeri.

Lasso menempati posisi kedua dalam dua pemilihan presiden terakhir. Dia menyukai kebijakan pasar bebas dan pendekatan Ekuador dengan organisasi internasional.

Lasso mengusulkan untuk menaikkan upah minimum menjadi USD500 per bulan, menemukan cara untuk memasukkan lebih banyak pemuda dan wanita ke dalam pasar tenaga kerja dan menghapus tarif untuk peralatan pertanian.

“Kami semua mengharapkan Ekuador kesempatan, kemandirian dan demokratis, di mana semua keluarga bisa menjadi makmur,'' kata Lasso setelah pemungutan suara.

Baca Juga: 62 Tewas di Beberapa Penjara Ekuador Akibat Bentrokan Berdarah Antar Geng

Negara ini berada dalam resesi yang dikhawatirkan banyak orang akan memburuk karena pembatasan ketat berlaku kembali akibat lonjakan kasus Covid-19.

Ekuador menghitung lebih dari 341.000 kasus positif Covid-19 dan lebih dari 17.000 kematian pada hari Jumat (9/4/2021).

Sementara itu, pemilu Peru berubah menjadi kontes popularitas di mana seorang kandidat bahkan berbicara tentang bagaimana dia menekan hasrat seksualnya.

Persaingan calon presiden yang padat terjadi beberapa bulan setelah kekacauan politik mencapai tingkat yang baru pada November tahun lalu, ketika tiga pria diangkat sebagai presiden dalam seminggu setelah satu orang dimakzulkan oleh Kongres atas tuduhan korupsi dan protes yang memaksa penggantinya untuk mengundurkan diri.

Semua mantan presiden Peru yang memerintah sejak 1985 telah terjerat tuduhan korupsi, beberapa dipenjara atau ditangkap di rumah mewah mereka.

Satu orang meninggal karena bunuh diri sebelum polisi menangkapnya.

Untuk menghindari pemilihan umum bulan Juni, seorang kandidat membutuhkan lebih dari 50% suara, dan jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa kandidat utama hanya memperoleh sekitar 15% dukungan.

Dalam jajak pendapat, tokoh sentris Yonhy Lescano diikuti oleh sayap kanan-tengah George Forsyth, tokoh konservatif Rafael López Aliaga dan Keiko Fujimori, pemimpin oposisi dan putri mantan Presiden Alberto Fujimori yang berpolarisasi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU