> >

22 Polisi Tempur India Tewas Dibantai Pemberontak Maois di Negara Bagian Chhattisgarh

Kompas dunia | 4 April 2021, 21:30 WIB
Personel pasukan keamanan membawa jenazah rekan mereka setelah serangan oleh pejuang Maois di Bijapur di negara bagian Chhattisgarh, India, 4 April 2021. (Sumber: Reuters/Stringer)

RAIPUR, KOMPAS.TV - Sedikitnya 22 anggota pasukan elite polisi tempur India tewas di sebuah negara bagian India tengah oleh pejuang Maois, dalam satu serangan paling berdarah oleh kelompok pemberontak sayap kiri ekstrim tahun ini.

Personel keamanan yang tergabung dalam unit elite Polisi CoBRA dan unit Satuan Tugas Khusus Tempur Polisi India diserang pada hari Sabtu (3/4/2021) di negara bagian Chhattisgarh dalam sebuah operasi antipemberontakan.

"Kami dapat memastikan bahwa 22 anggota pasukan India telah dibunuh oleh pejuang Maois," kata seorang pejabat senior pemerintah di Raipur, ibu kota Chhattisgarh yang kaya mineral, Minggu (4/4/2021).

Mereka tewas dalam baku tembak yang berlangsung selama empat jam di distrik perbatasan Sukma, 540 km selatan Raipur.

Om Prakash Pal, seorang pejabat senior polisi di Raipur, mengatakan operasi penyisiran untuk melacak seorang anggota pasukan keamanan yang hilang sedang dilakukan.

Baca Juga: Pecah Bentrok Militer India dengan Warga Lokal di Kashmir, 1 Orang Luka Tembak

Personel pasukan keamanan berpatroli setelah serangan oleh pejuang Maois di Bijapur di negara bagian Chhattisgarh, India, 4 April 2021. (Sumber: Reuters/Stringer)

Jumlah korban tewas dari aparat keamanan India kali ini adalah yang terbesar bagi India saat memerangi gerilyawan sayap kiri sejak 2017.

Menteri Dalam Negeri Amit Shah mengatakan pemerintah tidak akan menolerir pertumpahan darah seperti itu dan tanggapan yang sesuai akan diberikan untuk mencegah serangan semacam itu.

Maois, juga dikenal sebagai Naxals, telah melancarkan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah selama beberapa dekade.

Para pemimpin kelompok militan sayap kiri garis keras mengatakan mereka berjuang atas nama rakyat yang paling miskin, yang tidak mendapat manfaat dari ledakan kesejahteraan di ekonomi terbesar ketiga di Asia itu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU