> >

Laporan WHO: Sumber Covid-19 Paling Mungkin Berasal dari Hewan, Bukan Kebocoran Laboratorium

Kompas dunia | 29 Maret 2021, 13:59 WIB
Peter Ben Embarek, pakar penyakit menular yang memimpin tim peneliti WHO saat konferensi pers di Wuhan, Selasa (9/2/2021). (Sumber: AP Photo)

BEIJING, KOMPAS.TV - Sebuah studi gabungan antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China tentang asal-usul Covid-19 mengatakan bahwa penularan virus dari kelelawar ke manusia melalui perantara hewan lain, adalah skenario paling mungkin sebagai sumber penyebaran Covid-19.

Seperti dikutip dari the Associated Press, laporan WHO menyatakan bahwa kebocoran virus di laboratorium di Wuhan adalah sumber penyebaran yang sangat tidak mungkin.

Namun demikian, temuan ini masih meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Tim gabungan mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, namun hipotesis kebocoran laboratorium sudah ditinggalkan.

Baca Juga: WHO: Kematian Global Karena Virus Corona Meningkat Untuk Pertama Kalinya Dalam 6 Minggu

Rilis laporan tersebut telah berulang kali ditunda, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang apakah China tengah mencoba untuk memutarbalikkan kesimpulan.

Seorang pejabat WHO mengatakan pada akhir pekan lalu, bahwa dia berharap laporan itu akan siap untuk dirilis secara resmi dalam beberapa hari mendatang.

Salinan laporan ini dikutip dari AP yang mendapatkan laporan final pada Senin (29/3/2021), dari seorang diplomat yang berbasis di Jenewa dan berasal dari sebuah negara anggota WHO. Tidak diketahui apakah laporan tersebut mungkin masih bisa diubah sebelum dirilis secara resmi.

Para peneliti membuat daftar empat skenario dalam urutan kemungkinan. Mereka menyimpulkan bahwa penularan melalui hewan adalah sangat mungkin terjadi.

Mereka juga mengevaluasi kemungkinan penyebaran langsung dari kelelawar ke manusia, dan mengatakan bahwa penyebaran melalui produk makanan rantai dingin makanan bisa saja terjadi, tapi tidak dimungkinkan dalam kasus ini.

Kerabat terdekat dari virus penyebab Covid-19 telah ditemukan pada kelelawar, yang diketahui membawa virus corona. Namun, laporan tersebut mengatakan bahwa jarak evolusioner antara virus kelelawar ini dan SARS-CoV-2 diperkirakan berjarak beberapa dekade dan menunjukkan adanya hubungan yang hilang.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU