> >

Panglima Militer 12 Negara Kutuk Jalan Kekerasan yang Diambil Militer Myanmar

Kompas dunia | 28 Maret 2021, 23:22 WIB
Panglima Tertinggi Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. (Sumber: AP Photo)

Sementara draf pernyataan tidak secara eksplisit mengutuk kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, namun dikatakan militer profesional harus mengikuti standar internasional untuk berperilaku “dan bertanggung jawab untuk melindungi - bukan merugikan - orang-orang yang mereka layani.”

Dikatakan militer Myanmar harus "menghentikan kekerasan dan bekerja untuk memulihkan rasa hormat dan kredibilitas di mata rakyat Myanmar yang telah hilang melalui tindakan mereka."

Militer Myanmar mengatakan mereka mengambil alih kekuasaan karena pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi penuh kecurangan dan penipuan, namun dibantah KPU Myanmar.

Baca Juga: Ribuan Warga Desa Suku Karen Mengungsi ke Thailand, Selamatkan Diri dari Serangan Udara Myanmar

Sejumlah demonstran tampak berupaya membidik pasukan keamanan dengan ketapel rakitan di Yangon, Myanmar, Rabu (17/3/2021). (Sumber: AP Photo)

Aung San Suu Kyi ditahan di lokasi yang dirahasiakan dan banyak tokoh lain di partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Suu Kyi juga ditahan.

Pembunuhan 114 orang pada hari Sabtu, Hari Angkatan Bersenjata tahunan Myanmar membuat jumlah warga sipil yang dilaporkan tewas sejak kudeta menjadi lebih dari 440.

Sanksi baru AS dan Eropa minggu ini meningkatkan tekanan eksternal pada junta. Tetapi para jenderal Myanmar telah mendapatkan beberapa dukungan dari Rusia dan China. Keduanya adalah anggota pemegang veto Dewan Keamanan PBB yang dapat memblokir potensi tindakan PBB.

Wakil menteri pertahanan Rusia Alexander Fomin menghadiri pawai di ibu kota Myanmar, Naypyitaw pada hari Sabtu, setelah bertemu dengan para pemimpin senior junta sehari sebelumnya.

Para diplomat mengatakan delapan negara - Rusia, China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos dan Thailand - mengirim perwakilan ke parade Hari Angkatan Bersenjata, tetapi Rusia adalah satu-satunya yang mengirim seorang menteri.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU