> >

Tentara Filipina Tembak 16 Militan Muslim dalam Kontak Senjata

Kompas dunia | 25 Maret 2021, 05:04 WIB
Tentara Filipina di Jolo, Provinsi Sulu. (Sumber: AP Photo)

KOTABATO, KOMPAS.TV - Militer Filipina mengatakan bahwa pasukannya telah menewaskan sedikitnya 16 pemberontak Muslim yang bersekutu dengan kelompok ISIS dalam serangkaian bentrokan selama sepekan terakhir. Bentrokan ini membuat ribuan penduduk desa di provinsi selatan Filipina mengungsi.

“Pertempuran terberat dimulai pada 17 Maret dan berlangsung selama empat hari di kota Datu Saudi Ampatuan di Provinsi Maguindanao,” kata Juru Bicara Militer Regional Letnan Kolonel John Paul Baldomar, seperti dikutip dari the Associated Press.

Baca Juga: Pemerintah Filipina Serahterimakan 4 WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Ke KBRI Manila

Dia mengatakan pasukan membunuh 14 militan, baik dari Pejuang Kebebasan Islam Bangsa Moro maupun dari kelompok Daulah Islamiyah, dan melukai 25 lainnya.

Baldomar mengatakan pertempuran yang melukai tiga tantara itu, meletus setelah gerilyawan mengancam akan menyerang sebuah desa dan pos keamanan. Pasukan kemudian menemukan tujuh bahan peledak rakitan dan dua senjata api dari tempat pertempuran.

Selama puncak pertempuran, sekitar 5.700 keluarga harus melarikan diri ke tempat aman. Namun menurut militer, kini pertempuran di sana telah mereda.

Pertempuran lainnya terjadi pada Senin (22/3/2021) lalu ketika sekelompok kecil militan menyerang pos militer di sebuah desa di kota Shariff Aguak, Provinsi Maguindanao. Seorang pejabat militer mengatakan, orang-orang bersenjata itu mundur setelah baku tembak singkat yang menewaskan seorang militant.

Bentrokan lain terjadi Selasa (23/3/2021) di dekat kota Guindulungan, ketika pasukan memerangi militan yang memasuki desa pedesaan dan membuat khawatir penduduk. Pertempuran itu menewaskan satu militan.

Baca Juga: Tembak Komandan Pemberontak Abu Sayyaf, Militer Filipina Berhasil Membebaskan 4 Tawanan WNI

Kolonel Angkatan Darat Pedro Balisi berterima kasih kepada penduduk desa dan pejabat kota di provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim, karena telah melaporkan keberadaan orang-orang bersenjata itu.

“Dengan bantuan mereka, kami dapat secara efektif mengatasi ancaman kelompok ekstremis brutal ini,” katanya.

Kantong-kantong pertempuran di Maguindanao menunjukkan masih adanya ancaman yang tersisa, setelah kesepakatan damai tahun 2014 ditandatangani oleh pemerintah dan kelompok bersenjata Front Pembebasan Islam Moro. Pemberontak Moro kini mendukung pasukan pemerintah dalam perang melawan gerombolan kecil militan Islam.

Banyak militan yang memisahkan diri dari Front Pembebasan Islam Moro dan melanjutkan serangan sporadis, setelah kelompok pemberontak utama Moro mengakhiri pemberontakan selama beberapa dekade.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU