> >

Uni Eropa, AS, Inggris, Kanada Beri Sanksi Pada China Karena Pelanggaran HAM Pada Muslim Uighur

Kompas dunia | 23 Maret 2021, 05:37 WIB
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell berbicara kepada media sebelum pertemuan para Menteri Luar Negeri Eropa, di markas besar Dewan Eropa di Brussel, Senin, 22 Maret 2021. (Sumber: Associated Press)

BRUSSELS, KOMPAS.TV - Uni Eropa, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat (AS) pada Senin (22/3/2021) meluncurkan sanksi terkoordinasi terhadap pejabat di China atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap muslim Uighur di wilayah Xinjiang, China. Uni Eropa menargetkan empat pejabat senior di Xinjiang.

Sanksi tersebut berupa pembekuan aset para pejabat dan larangan bagi mereka untuk berpergian di dalam blok tersebut. Warga negara dan perusahaan Eropa juga tidak diizinkan memberi mereka bantuan keuangan.

Uni Eropa yang terdiri dari 27 negara itu juga membekukan aset Biro Keamanan Umum Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang, yang digambarkannya sebagai organisasi ekonomi dan paramiliter milik negara, yang mengendalikan ekonomi di Xinjiang.

Baca Juga: Menlu China Jawab Tuduhan Lakukan Genosida pada Muslim Uighur: Kebohongan dan Konyol

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan langkah-langkah itu adalah bagian dari "diplomasi intensif" oleh Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan 27 negara Uni Eropa untuk memaksa tindakan di tengah semakin banyaknya bukti tentang pelanggaran HAM yang serius terhadap orang-orang Muslim Uyghur.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tanggapan yang Bersatu ini mengirimkan sinyal kuat kepada mereka yang melanggar HAM.

"Kami akan terus mendukung sekutu kami di seluruh dunia dalam menyerukan diakhirinya segera kejahatan di China dan keadilan bagi banyak korban," kata Blinken seperti dikutip dari the Associated Press.

China segera menanggapi langkah Uni Eropa dengan memberikan sanksi pada 10 warga Eropa dan empat institusi yang dikatakan telah merusak kepentingan China dan menyebarkan kebohongan dan disinformasi dengan jahat.

Baca Juga: Eks Tahanan Ungkap Pemerkosaan dan Penyiksaan di Kamp Muslim Uighur, Diperlakukan Seperti Binatang

Di antara mereka yang menjadi target adalah Adrian Zenz, seorang sarjana Jerman yang berbasis di AS yang telah mempublikasikan pelecehan terhadap kelompok minoritas di wilayah Tibet dan Xinjiang di China.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU