> >

Dubes Myanmar Untuk PBB Melawan Junta, Siapakah Kini yang Menduduki Posisi Tersebut?

Kompas dunia | 3 Maret 2021, 06:54 WIB
Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun yang dipecat Junta Militer, mengirim surat kepada Presiden Majelis Umum PBB bahwa dia masih merupakan Dubes yang sah. (Sumber: UNTV via AP)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Duta Besar (Dubes) Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menentang kudeta militer di negaranya. Ia  menegaskan bahwa dia tetap menjadi Kapala Perwakilan Tetap Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Namun demikian, Kementerian Luar Negeri Myanmar mengirimkan surat kepada PBB bahwa Dubes tersebut telah dicopot, dan kini posisi tersebut digantikan oleh wakilnya. Polemik ini menyisakan kebingungan di kalangan PBB, tentang siapakah yang saat ini menduduki posisi sebagai Dubes Myanmar untuk PBB.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengonfirmasi bahwa PBB menerima dua surat kontradiktif pada Selasa (2/3/2021). Kini PBB sedang meninjau kedua surat tersebut, untuk melihat siapa yang akan menjabat sebagai Dubes Myanmar untuk PBB.

Baca Juga: Kudeta Myanmar, 18 Tewas Dalam Unjuk Rasa

"Kami berada dalam situasi yang sangat unik dan belum pernah terjadi dalam waktu lama," kata Dujarric. "Kami mencoba memilah-milah semua implikasi hukum, protokol, dan lainnya dan mencoba menyelesaikan berbagai hal secepat mungkin dari pihak kami," ujarnya seperti dikutip dari the Associated Press.

Surat pertama yang diterima PBB dikirimkan oleh Duta Besar Kyaw Moe Tun, pada Senin (1/3/2021) kepada Presiden Majelis Umum Volkan Bozkir, dengan tembusan kepada Sekjen PBB. Dalam surat itu dikatakan bahwa dia diangkat oleh Presiden Win Myint, yang merupakan pemimpin sipil Myanmar yang dipilih secara sah pada 4 September 2020.

"Pelaku kudeta tidak sah terhadap pemerintah demokratis Myanmar tidak memiliki kewenangan untuk melawan otoritas sah presiden negara saya," kata Tun dalam surat yang diperoleh The Associated Press. “Oleh karena itu, saya ingin mengonfirmasi kepada Anda bahwa saya tetap menjadi Kepala Perwakilan Tetap Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa,” tulisnya.

Baca Juga: Junta Militer Pecat Duta Besar Myanmar untuk PBB yang Mengutuk Kudeta

Sedangkan surat kedua dikirimkan dari Kementerian Luar Negeri Myanmar kepada Sekretaris Jenderal PBB. Menurut Dujarric, surat itu diterima pada Selasa (2/1/2021). Dalam surat kedua, tidak disebutkan mengenai kudeta militer di Myanmar.

Di samping itu, Associated Press mendapatkan surat tertanggal 28 Februari, yang memberi informasi kepada Sekjen PBB bahwa Dewan Administrasi Negara telah menghentikan tugas dan tanggung jawab Duta Besar Tun pada 27 Februari. Dalam surat ini disebutkan bahwa akreditasi Dubes Tun kepada Majelis Umum PBB tidak diakui.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU