> >

Awal Dari Pengiriman Vaksin Terbesar Dalam Sejarah: Ghana Terima Vaksin Dari COVAX

Kompas dunia | 25 Februari 2021, 05:30 WIB
Pengiriman pertama vaksin Covid-19 yang didistribusikan oleh COVAX tiba di Bandara Internasional Kotoka di Accra, Ghana, Rabu (24/2/2021). Pengiriman 600.000 vaksin AstraZaneca ini menandai dimulainya pengiriman vaksin besar-besaran ke negara dengan pendapatan kecil hingga menengah. (Sumber: Francis Kokoroko / UNICEF via AP)

ACCRA, KOMPAS.TV - Ghana menerima pengiriman vaksin Covid-19 pertama di dunia dari inisiatif COVAX yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu (24/2/2021). Pengiriman ini merupakan awal sebuah program untuk memberikan vaksin ke tempat-tempat paling rentan di dunia.

Menurut WHO dan UNICEF, kedatangan 600.000 dosis vaksin AstraZeneca di negara Afrika Barat tersebut menandai awal dari operasi pengiriman vaksin terbesar dalam sejarah. Ini adalah inti dari upaya untuk mengakhiri pandemi.

Pengiriman pertama ini menuai pujian karena merupakan pertama kalinya, vaksin Covid-19 dikirimkan ke negara-negara miskin selama wabah sedang berlangsung.

“Hari ini menandai momen bersejarah di mana kami telah merencanakannya dan bekerja sangat keras. Dengan pengiriman pertama ini, kami dapat menepati janji COVAX untuk memastikan orang-orang dari negara-negara yang tidak kaya, menjadi tidak tertinggal dalam perlombaan untuk mendapatkan vaksin yang menyelamatkan jiwa, ”kata Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF, seperti dikutip dari the Associated Press.

Baca Juga: Apa Kabar Covax, Rencana Penyediaan Vaksin Bagi Negara-Negara Miskin Dunia?

Namun inisiatif untuk memastikan akses vaksin pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, telah terhambat karena pasokan vaksin global yang sangat terbatas. Meskipun perusahaan vaksin memiliki target untuk menghasilkan 2 miliar suntikan tahun ini, namun hingga saat ini mereka hanya memiliki perjanjian yang mengikat secara hukum untuk beberapa ratus juta dosis.

COVAX sebelumnya telah mendapat kritikan karena dinilai meleset dari tujuan awal untuk memulai vaksinasi di negara-negara miskin, di saat yang sama ketika negara kaya meluncurkan vaksin untuk pertama kali.

Vaksinasi massal di seluruh dunia saat ini dinilai tidak merata, karena sekitar 80 persen atau 210 juta dosis vaksin yang beredar di seluruh dunia saat ini, hanya dinikmati oleh 10 negara. Hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Penundaan pengiriman vaksin COVAX telah membuat banyak negara miskin terburu-buru menandatangani kesepakatan mereka sendiri dengan perusahaan vaksin. Hal ini berpotensi untuk merusak upaya COVAX yang bertujuan memberikan suntikan kepada orang-orang yang paling membutuhkan.

Baca Juga: Sebanyak 75 Persen Vaksin di Dunia Hanya Digunakan 10 Negara, Sekjen PBB: Tidak Adil!

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU