> >

Inggris Percepat Vaksinasi: Seluruh Orang Dewasa Terima Vaksin Dosis Pertama Hingga 31 Juli

Kompas dunia | 21 Februari 2021, 23:28 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tengah memegang sebuah botol berisi sejumlah dosis vaksin Oxford - AstraZeneca di Cwmbran, selatan Wales, Inggris. Foto diambil pada 17 Februari 2021. (Sumber: Geoff Caddick / Pool via AP)

Namun, Johnson pun menerima tekanan dari sejumlah anggota parlemen yang berpendapat bahwa pembatasan harus dihentikan secara cepat untuk menghidupkan kembali perekonomian yang telah hancur akibat 3 lockdown sepanjang tahun lalu.

John Edmunds, seorang anggota penasehat ilmiah pemerintah, mengatakan, rumah sakit di Inggris masih menangani sekitar 20.000 pasien Covid-19, sekitar setengah dari jumlah pasien di bulan Januari. Namun, jumlah ini hampir sebanyak jumlah kasus saat wabah mencapai puncaknya pada musim semi lalu.

“Jika kita melonggarkan pembatasan terburu-buru sekarang, angka pasien dan kematian akibat Covid-19 pasti akan melonjak lagi,” kata Edmunds pada BBC.

Baca Juga: Wow, Penyuntikan Vaksin Inggris Tembus Target 15 Juta Orang!

Kata Edmunds, ada faktor tambahan berupa ketidakpastian lantaran adanya varian-varian virus yang baru, termasuk yang teridentifikasi di Afrika Selatan yang kemungkinan lebih resisten terhadap vaksin yang ada sekarang.

Menurut Hancock, pemerintah Inggris akan mengambil pendekatan hati-hati untuk menghidupkan kembali perekonomian Inggris.

Meski Inggris dianggap sukses sebagai negara penyelenggara vaksinasi tercepat di Eropa, pemerintah Inggris dituding gagal melindungi para penyandang disabilitas, yang termasuk dalam kelompok paling rentan terhadap Covid-19.

Kantor Statistik Nasional Inggris mengungkap bahwa 60% pasien meninggal Covid-19 di Inggris pada 2020 memiliki keterbatasan fisik atau mental. Namun, banyak para penyandang disabilitas, selain mereka yang memiliki ketidakmampuan belajar, tidak dimasukkan dalam kelompok prioritas penerima vaksin.

Jo Whiley, seorang penyiar radio BBC yang terkenal, menyoroti penderitaan saudara perempuannya Frances (53) yang memiliki ketidakmampuan belajar. Menurut Whiley, Frances terpapar Covid-19 dalam wabah di panti jompo tempat ia dirawat, dan para penghuninya belum divaksin.

Baca Juga: Studi di Inggris Menemukan Varian Baru Virus Corona di Inggris Mungkin Lebih Mematikan

Frances kemudian ditawari untuk disuntik vaksin. Tapi sayang, sudah terlambat.

“Semalam dia sebenarnya dipanggil untuk menerima vaksin. Ibu saya mendapat pesan yang menyatakan bahwa Frances bisa divaksin. Tapi itu semua sudah terlambat. Dia sekarang sudah sangat sakit dan tengah berjuang untuk hidupnya,” kata Whiley pada BBC.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU