> >

China Kecam Sejumlah Pihak di Barat Atas Tuduhan Genosida dan Kerja Paksa di Xinjiang

Kompas dunia | 21 Februari 2021, 07:57 WIB
Kondisi wilayah Xinjiang, China. China kembali membantah adanya 'genosida' dan 'kerja paksa' di Xinjiang dan mengecam sejumlah politisi, pekerja media, dan cendekiawan Barat lantaran dianggap mengarang kebohongan soal apa yang disebut "genosida" dan "kerja paksa" di wilayah tersebut(Sumber: AP Photo)

BEIJING, KOMPAS.TV- China kembali membantah adanya 'genosida' dan 'kerja paksa' di Xinjiang dan mengecam sejumlah politisi, pekerja media, dan cendekiawan Barat lantaran dianggap mengarang kebohongan soal apa yang disebut "genosida" dan "kerja paksa" di wilayah tersebut.

Seperti dilansir Xinhua, Sabtu, (20/02/2021), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying hari Jum'at (19/02/2021) menyebut populasi warga Uighur di Xinjiang meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 40 tahun terakhir, seraya bertanya apakah ada yang pernah melihat "genosida" semacam itu.

Hua Chunying melontarkan hal tersebut dalam konferensi pers ketika diminta mengomentari pernyataan yang dikemukakan beberapa politisi asal Kanada, Amerika Serikat (AS), dan Australia terkait Xinjiang.

"Baru-baru ini, sejumlah orang dari Kanada, Amerika Serikat, dan Australia secara konsisten menyebarkan kebohongan tentang urusan Xinjiang," kata Hua.

Baca Juga: Muslim Uighur Dipaksa Makan Babi Setiap Hari Jumat saat Berada di Kamp Pendidikan Ulang Xinjiang

Anak-anak mengunjungi kota kuno Kashgar di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 24 Mei 2020. (Sumber: Xinhua/Gao Han)

Dia menambahkan China telah menjelaskan secara menyeluruh situasi sebenarnya di Xinjiang dengan berbagai cara, tetapi pihak-pihak itu tampaknya tidak bersedia mendengarkan.

Orang-orang ini, sejumlah politisi, pekerja media, dan cendikiawan dari Kanada, AS, dan Australia, bahkan belum pernah datang ke Xinjiang, belum pernah melihat keindahan Xinjiang dengan mata kepala mereka sendiri, serta tidak pernah merasakan keharmonisan dan kebahagiaan orang-orang dari berbagai kelompok etnis di Xinjiang, kata Hua.

Dia menyebut lebih dari 200 juta turis mengunjungi Xinjiang pada 2019, dan China senantiasa akan menyambut baik para politisi, pekerja media, dan cendekiawan dari Kanada, AS, dan Australia yang ingin berkunjung ke Xinjiang dan berbicara langsung dengan masyarakat di sana jika mereka benar-benar berniat memahami situasi sebenarnya di wilayah tersebut.

Baca Juga: Jepang Buka Suara Terkait Kondisi Umat Muslim Uighur di Xinjiang, Ini Katanya

Meski demikian, China dengan tegas menentang apa yang disebut "penyelidikan" yang berdasarkan pada praduga bersalah, imbuhnya.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU