> >

Mengenal Antibodi Monoklonal, Obat yang Dipakai Donald Trump untuk Sembuhkan Covid-19

Kompas dunia | 28 Januari 2021, 12:52 WIB
Ilustrasi antibodi lawan covid-19 (Sumber: kompas.com)

Meski demikian, terdapat data bahwa antibodi monoklonal mampu bekerja lebih baik pada penghuni panti ketimbang staf. Ahli statistik juga mengabaikan detil tersebut.

Janelle Sabo dari Eli Lilly menjelaskan bahwa penelitian tersebut dilakukan untuk mengukur pengurangan risiko Covid-19 pada penghuni yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap penularan Covid-19.

Terlebih penghuni panti jompo tersebut berusia tua dan kekebalan tubuh yang lemah serta memiliki penyakit penyerta.

Sementara itu, kata Sabo, staf menghabiskan waktu yang lebih sedikit di panti dan dapat bekerja dari rumah saat pandemi.

Baca Juga: Ini Beda Rapid Test Antigen, Rapid Test Antibodi dan PCR

Myron Cohen dari Fakultas Kedokteran di University of North Carolina School of Medicine mengatakan bahwa dirinya berharap doses pencegahan dapat diberikan semuah suntikan subkutan yang lebih mudah digunakan ketimbang infus. Kini, strategi tersebut sudah mulai dilakukan.

Cohen juga mengatakan bahwa orang yang sudah diberikan antibodi Covid-19 mungkin tidak membutuhkan antibodi monoklonal.

Selain kemampuan antibodi monoklonal yang mampu menurunkan risiko Covid-19 hingga 57 persen, antibodi ini juga memiliki kelemahan, yakni mampu menurunkan kefektivan vaksin.

Namun hal tersebut perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Eli Lily berencana melakukan pengujian tersebut pada orang yang sudah divaksin. Antibodi monoklonal juga bisa kehilangan kemampuan jika virus terus bermutasi.

Cohen mengatakan bahwa antibodi ini bisa digunakan oleh orang tua yang cenderung memiliki kekebalan tubuh yang rendah dan orang yang tidak memiliki respon terhadap vaksin.

Penulis : Fiqih-Rahmawati

Sumber : Kompas TV


TERBARU