> >

China Akan Luncurkan Wahana Penjelajah Matahari Tahun 2022

Kompas dunia | 22 Januari 2021, 03:14 WIB
Wahana penjelajah matahari pertama China, Advanced Space-based Solar Observatory (ASO-S), dijadwalkan akan diluncurkan ke luar angkasa pada paruh pertama tahun 2022, menandai misi pertama negara itu untuk menyentuh matahari, demikian dilansir Xinhua (21/01/2021) (Sumber: Purple Mountain Observatory)

NANJING, KOMPAS.TV - Wahana penjelajah matahari pertama China, Advanced Space-based Solar Observatory (ASO-S), dijadwalkan akan diluncurkan ke luar angkasa pada paruh pertama tahun 2022, menandai misi pertama negara itu untuk "menyentuh" matahari, demikian dilansir Xinhua (21/01/2021)

Satelit tersebut akan beroperasi di orbit sinkron matahari pada jarak 720 km di atas Bumi untuk mengamati matahari selama 24 jam dalam sehari.

Dengan massa total sekitar 1.000 kg, satelit itu diperkirakan akan mengorbit matahari (mengelilingi matahari pada orbitnya) sedikitnya selama empat tahun, menurut Purple Mountain Observatory yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Nanjing, Provinsi Jiangsu, China Timur.

Baca Juga: China Luncurkan Roket Long March 8 Kirimkan 5 Satelit ke Orbit

Tujuan ilmiah utama dari wahana ini termasuk mengamati medan magnet matahari dan dua fenomena letusan besar atau ledakan pada bintang itu, yaitu lidah api matahari (solar flare) dan pelepasan massa koronal (coronal mass ejections/CME).

Wahana itu akan melepaskan tiga muatan, yaitu Full disk Vector MagnetoGraph, Hard X-ray Imager, dan Lyman-alpha Solar Telescope. Hingga saat ini, matahari merupakan satu-satunya bintang tetap (fixed star) yang dapat dipelajari secara mendetail oleh manusia.

Sebagian besar radiasinya terhalang oleh atmosfer Bumi. Hanya dengan mengirim wahana penjelajah ke luar angkasalah gambaran lengkap tentang matahari dapat dibuat untuk kajian lebih lanjut.

Baca Juga: Matahari Buatan Korea Selatan Menyala Lebih Lama, Catat Rekor Dunia Baru

Karena suhu matahari bervariasi pada siklus 11 tahunan dan bintang itu memasuki Siklus Matahari 25, radiasinya diperkirakan akan mencapai puncak sekitar tahun 2025.

Wahana jelajah matahari itu dapat membantu mendapatkan catatan terperinci tentang aktivitas matahari selama peningkatan menuju tahun-tahun puncak, tutur Gan Weiqun, seorang peneliti di institut tersebut.

Satelit itu juga akan mengemban tugas untuk memprediksi cuaca luar angkasa.

CME dapat dideteksi minimal 40 jam sebelum terjadi oleh observatorium tersebut, yang diperkirakan dapat memfasilitasi lebih lanjut peringatan dini tentang kerusakan terhadap lingkungan elektromagnetik Bumi.

Sejak 1960-an, lebih dari 70 satelit yang terkait dengan pengamatan matahari telah diluncurkan di seluruh dunia. ASO-S diperkirakan akan memampukan China mengejar ketertinggalan di bidang tersebut, tutur Gan.

Baca Juga: PDB China Tembus 100 triliun Yuan pada 2020

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU