> >

Bentrokan Berdarah di Darfur Sudan Telan 129 Korban Jiwa

Kompas dunia | 19 Januari 2021, 00:40 WIB
Lokasi Darfur Barat di Sudan dalam peta dunia. (Sumber: AP Photo)

Baca Juga: Mengenal Letkol Revilla Oulina, Prajurit TNI Wanita Pertama yang Jadi Komandan Pasukan PBB di Sudan

Bentrokan berdarah ini mengancam transisi demokrasi Sudan yang kondisinya sudah rapuh. Pemerintahan Sudan yang diisi oleh kelompok militer dan sipil sejak April 2019, telah berjuang untuk mengakhiri perang sipil yang berlangsung selama puluhan tahun dan kondisi perekonomian yang lumpuh.

Pihak berwenang memberlakukan jam malam selama 24 jam di seluruh kawasan provinsi Darfur Barat dan pihak militer dan polisi diijinkan menggunakan kekuatan mereka jika diperlukan. Pemerintah pusat di Khartoum juga mengirim sejumlah pasukan keamanan.

Bentrokan terjadi dua pekan setelah Dewan Keamanan PBB mengakhiri mandat pasukan penjaga perdamaian gabungan PBB – Uni Afrika di kawasan itu. Pasukan UNAMID, yang didirikan pada 2007, merupakan operasi gabungan penjaga perdamaian PBB – Uni Afrika pertama.

Baca Juga: PBB Tuntaskan Penarikan Pasukan Perdamaian Dari Darfur Sudan Bulan Juni Nanti

Pemerintah dan Front Revolusioner Sudan, koalisi sejumlah kelompok bersenjata, pada akhir tahun lalu membentuk Pasukan Perlindungan Sipil berkekuatan 12.000 orang di Darfur, menurut kesepakatan damai yang mereka capai pada tahun 2020.

Konflik Darfur dimulai pada tahun 2003 saat etnis Afrika memberontak, menuduh pemerintah yang didominasi kaum Arab di Khartoum telah melakukan diskriminasi. Pemerintah dituduh melakukan pembalasan dengan mempersenjatai suku-suku nomaden Arab setempat dan melepaskan milisi yang dikenal dengan sebutan ‘janjaweed’ pada warga sipil. Tuduhan ini dibantah pemerintah Sudan.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU