> >

Penelitian Pfizer: Vaksin Mampu Lawan Varian Baru Virus Corona Inggris dan Afsel

Kompas dunia | 8 Januari 2021, 14:02 WIB
Vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech. Penelitian Pfizer terbaru menunjukkan vaksin Covid-19 mereka dapat melindungi dari mutasi yang ditemukan pada dua varian virus korona menular dari Inggris dan Afrika Selatan. Varian tersebut menyebabkan kekhawatiran global. Keduanya memiliki mutasi yang sama yang disebut N501Y (Sumber: AP Photo)

KOMPAS TV - Pfizer menyatakan, penelitian baru mereka menunjukkan vaksin Covid-19 buatan mereka mampu melindungi dari dua varian baru virus Corona, satu varian virus yang ditemukan di Inggris dan satu lagi varian yang ditemukan di Afrika Selatan, demikan dilaporkan Associated Press Jumat (08/01/2021)

Dua varian baru virus covid itu saat ini membuat khawatir dunia, karena kedua varian baru berbagi mutasi yang sama yaitu N501Y, yaitu perubahan pada ujung lancip yang menyelimuti virus tersebut.

Perubahan itulah yang diyakini membuat varian baru virus Covid-19 ini lebih mudah dan lebih cepat menular.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech Resmi Kantongi Persetujuan dari WHO

Kebanyakan vaksin yang ada saat ini melatih tubuh untuk mengenali ujung lancip protein yang menyelubungi virus corona, dan kemudian melawan mereka. 

Seperti dilaporkan Associated Press, Pfizer bersama peneliti Universitas Texas  di Galveston menggelar penelitian laboratorium, untuk melihat apakah mutasi virus corona itu mempengaruhi vaksin dalam melaksanakan tugasnya.

Mereka menggunakan contoh darah dari 20 orang yang sudah menerima suntikan vaksin Pfizer. Antibodi yang tumbuh dalam tubuh penerima vaksin berhasil menghadang dan melawan varian baru virus corona itu di laboratorium. Demikian hasil penelitian yang diterbitkan kemarin di website khusus kalangan peneliti. 

Baca Juga: WHO Resmi Validasi Vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech, Akses Negara Berkembang Diharapkan Makin Mudah

Namun studi itu baru studi awal dan belum mendapat kajian lebih luas dari kalangan pakar, walau begitu hasil tersebut adalah langkah kunci bagi penelitian medis.

Namun, "Sangat membuat tenang saat menemukan setidaknya mutasi yang ini, yang membuat seluruh dunia khawatir, tampaknya bukanlah masalah berarti," bagi vaksin kami, tutur kepala sains Pfizer, Dr. Philip Dormitzer.

Virus secara konstan mengalami perubahan kecil saat menyebar dari orang ke orang. Para ilmuwan telah menggunakan sedikit modifikasi ini untuk melacak bagaimana virus corona telah menyebar ke seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi di China sekitar setahun yang lalu.

Baca Juga: Indonesia Pastikan Beli Masing-Masing 50 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Pfizer dan AstraZeneca

Ilmuwan Inggris mengatakan varian yang ditemukan di Inggris - yang telah menjadi tipe dominan di beberapa bagian Inggris - tampaknya masih rentan terhadap vaksin. Mutan itu sekarang telah ditemukan di AS dan banyak negara lain.

Namun varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan memiliki mutasi tambahan yang membuat para ilmuwan khawatir, salah satunya bernama E484K.

Studi Pfizer menemukan bahwa vaksin tersebut tampaknya bekerja melawan 15 kemungkinan mutasi virus tambahan, tetapi E484K tidak termasuk di antara yang diuji.

Baca Juga: Uni Eropa Beri Ijin Bersyarat Bagi Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer - BioNTech

Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, baru-baru ini mengatakan bahwa vaksin dirancang untuk mengenali beberapa bagian ujung lancip protein yang menyelubungi virus, sehingga tidak mungkin satu mutasi pun cukup untuk memblokirnya. Tetapi para ilmuwan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian dengan berbagai vaksin untuk mencari tahu.

Dormitzer mengatakan jika virus pada akhirnya terus bermutasi sehingga vaksin perlu disesuaikan, dia meyakinkan bahwa menyesuaikan formula tidak akan sulit untuk vaksin Pfizer. Vaksin ini dibuat dengan potongan kode genetik virus, mudah diganti, meskipun tidak jelas jenis pengujian tambahan apa yang diperlukan regulator untuk membuat perubahan seperti itu.

Dormitzer mengatakan ini hanyalah awal dari "pemantauan perubahan virus yang sedang berlangsung untuk melihat apakah ada di antara mereka yang mungkin berdampak pada cakupan vaksin."

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU