> >

Infeksi Covid-19 di Wuhan Ternyata 10 Kali Lebih Tinggi dari yang Dilaporkan

Kompas dunia | 31 Desember 2020, 11:07 WIB
Barisan pekerja membersihkan stasiun kereta di Wuhan, China dengan disinfektan ketika awal pandemi Covid-19, Maret 2020. (Sumber: nytimes.com)

BEIJING, KOMPAS.TV - Sebuah studi tentang antibodi virus corona pada populasi di Wuhan, China, menunjukkan bahwa penghitungan sebenarnya infeksi Covid-19 di kota tersebut mungkin 10 kali lebih tinggi daripada angka yang dilaporkan oleh pejabat kesehatan.

Seperti dikutip dari foxnews.com, dari 11 juta orang yang tinggal di Wuhan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit  China menemukan 4,43% orang memiliki antibodi untuk virus tersebut. Persentase itu berjumlah hampir 500.000 orang yang telah tertular virus. Namun pada saat itu, kota Wuhan melaporkan hanya sekitar 50.000 infeksi virus yang terjadi disana.

Studi tersebut melibatkan sampel lebih dari 34.000 orang di Wuhan dan enam provinsi terdekat. Wuhan adalah tempat virus corona pertama kali terdeteksi hampir setahun yang lalu.

Baca Juga: Jerman akan Meneliti Asal Virus Corona di Wuhan

Di luar Wuhan, studi menemukan prevalensi antibodi secara signifikan yang lebih rendah, yaitu sebanyak 0,44%.

Pada akhir Januari, kota itu melakukan lockdown dan terputus dari dunia luar atau pengunjung selama hampir 80 hari.

Perbedaan dalam jumlah infeksi virus korona yang dilaporkan dan potensi jumlah penyakit yang sebenarnya, bisa disebabkan oleh kesalahan pengujian dan penanggulangan wabah pada awal terjadi. Selain itu, mungkin juga karena terjadinya penyebaran tanpa gejala. Ada juga kemungkinan perbedaan dalam cara penghitungan kasus di antara dinas kesehatan, selama puncak pandemi pada gelombang pertama.

Baca Juga: Potret Warga Wuhan Berpesta Setelah Bebas Covid-19

"Kami tidak tahu persis, sebanyak apa yang telah kami lewatkan (dalam penghitungan). Tetapi ini memberi kami gambaran bahwa kami telah kehilangan cukup banyak (dalam penghitungan)," ujar Ian Mackay, seorang profesor terkait di Universitas Queensland di Australia seperti dikutip dari South China Morning Post.

Tidak diketahui apakah dinas kesehatan China berencana mempublikasikan data ini dalam jurnal, atau sedang mempertimbangkan hanya dipublikasikan untuk tinjauan sejawat.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU