> >

Setelah Serangan Mematikan, Macron Serukan Persatuan di Prancis

Kompas dunia | 30 Oktober 2020, 05:13 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan konferensi pers dengan media di depan Gereja Basilika Nice yang diserang, Kamis (29/10/2020). Tiga orang tewas dalam serangan ini. (Sumber: Associated Press)

Kericuhan berbau agama yang kerap terjadi di Prancis akhir-akhir ini, dipicu oleh diterbitkannya kembali karikatur Nabi Muhammad oleh surat kabar satir Charlie Hebdo.

Kejadian ini membuka luka lama di Prancis, yang kerap dianggap melukai nilai-nilai yang dipercaya umat muslim.

Karikatur Nabi Muhammad di Prancis dianggap sebagai salah satu kebebasan berpendapat. Sedangkan bagi umat muslim, karikatur tersebut merupakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad.

Atas meningkatnya serangan berbau sentimen keagamaan di Prancis, Presiden Macron mengumumkan akan melipatgandakan jumlah tentara yang dikerahkan secara nasional.

Baca Juga: Penyerangan di Gereja Prancis, Emmanuel Macron: Prancis Sedang Diserang

Dari sekitar 3.000 personil, menjadi 7.000 personil keamanan setelah serangan.

Jaksa penuntut anti-terorisme Prancis Jean-Francois Ricard telah mengumumkan pelaku serangan. Dia adalah seorang pria yang berasal dari Tunisia.

Pria ini berusia sekitar 20 tahun yang masuk ke Prancis dari Italia. Saat penyerangan, dia membawa salinan kitab suci Islam, Alquran.

Jean-Francois Ricard mengatakan pada konferensi pers Kamis (29/10/2020) malam, bahwa pria itu tiba di Italia dengan mencapai pulau Lampedusa di Mediterania pada 10 September 2020.

Setelah itu, dia melakukan perjalanan ke Paris pada Oktober. 9.

Informasi perjalanan didapatkan dari dokumen tentang pria tersebut dari Palang Merah Italia.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU