> >

Tuntut PM Untuk Mundur, Demonstrasi Kembali Pecah di Bangkok

Kompas dunia | 26 Oktober 2020, 05:33 WIB
Aktivis pro-demokrasi menghidupkan lampu pada ponsel mereka, saat unjuk rasa di kawasan bisnis Ratchaprasong di Bangkok, Thailand, Minggu malam, 25 Oktober 2020. (Sumber: Associated Press)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi berkumpul kembali di ibukota Thailand pada hari Minggu (25/10/2020).

Unjuk rasa berlangsung di persimpangan Rajprasong yang sibuk, di jantung distrik perbelanjaan Bangkok.

Awalnya hanya beberapa orang yang melakukan unjuk rasa di wilayah ini, kemudian jumlah mereka terus bertambah menjadi beberapa ribu orang. Mereka berorasi, bernyanyi dan melontarkan kecaman keras kepada pemerintah.

Unjuk rasa diadakan sejak Sabtu malam, setelah Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengabaikan batas waktu yang diberikan pengunjuk rasa, untuk memintanya mundur.

Selain itu, pengunjuk rasa juga menuntut konstitusi yang lebih demokratis dan reformasi monarki.

Baca Juga: Gagal Redam Unjuk Rasa, Pemerintah Thailand Cabut Dekrit Darurat

Kritik publik terhadap kerajaan Thailand sebelumnya tidak pernah terjadi, karena di negara ini kerajaan dianggap sakral.

Para demonstran mengecam Prayuth yang dianggap telah mengambil kekuasaan secara tidak adil pada pemilu tahun lalu, karena Undang-undang diubah untuk pro-militer.

Pengunjuk rasa juga mengatakan bahwa konstitusi yang diberlakukan di bawah pemerintahan militer tidak demokratis.

Pemerintah Prayuth pekan lalu mengadakan sesi khusus dengan parlemen untuk meredakan protes yang telah terjadi selama berminggu-minggu.

Baca Juga: Jerman Kritik Keras Raja Thailand Maharaja Vajiralongkorn, Ini Sebabnya

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU