> >

Gagal Redam Unjuk Rasa, Pemerintah Thailand Cabut Dekrit Darurat

Kompas dunia | 22 Oktober 2020, 22:37 WIB
Ribuan demonstrans memenuhi jalan-jalan di distrik pusat bisnis di Bangkok, Thailand, Kamis (15/10). Salam tiga jari melambangkan perlawanan para demonstran pro-demokrasi. (Sumber: AP Photo)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Pemerintah Thailand akhirnya memutuskan untuk mencabut dekrit darurat yang diberlakukan sejak pekan lalu.

Pencabutan tersebut dilakukan Kamis (22/10/2020), karena tak mampu meredakan unjuk rasa di Negeri Gajah Putih itu.

Unjuk rasa yang meminta agar Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha untuk mundur serta dilakukan reformasi di pemerintahan dan monarki terus berlangsung hingga kini.

Baca Juga: Sadis, Pria Ini Selenggarakan Pesta Seusai Bunuh Ibu Kandungnya

Hal itu yang membuat Perdana Menteri Prayuth memberlakukan dekrit darurat.

Pada dekrit tersebut pemerintah memberlakukan pelarangan berkumpul secara politik lima orang atau lebih.

Selain itu berita-berita yang bisa berdampak pada keamanan negara juga dilarang.

Namun, dekrit tersebut bak menyiramkan bensin dalam api sehingga membuat semakin banyak orang yang melakukan demonstrasi.

“Saat ini situasi yang penuh kekerasan telah semakin mereda dan berakhir, sehingga pejabat pemerintah dan Lembaga negara dapat menegakkan hukum regular,” bunyi pernyataan resmi pemerintah dikutip dari Al-Jazeera.

Baca Juga: Afghanistan Lakukan Serangan Udara ke Sebuah Madrasah, 11 Anak Tewas

Prayuth sendiri mengungkapkan dia bersedia mencabut dekrit demi mengurangi tensi politik.

Meski begitu, bagi para pengunjuk rasa pencabutan dekrit darurat tidaklah cukup agar unjuk rasa berhenti,

“Dia masih mencari cara agar tetap memiliki kekuasaan, dan tak mempedulikan keinginan rakyat. Dekrit daruart sejak awal tak menjadi masalah utama,” ujar salah satu pemimpin unjuk rasa, Sirawith Seritiwat.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU