> >

Demonstran Letakkan Plakat Simbol Thailand Milik Rakyat di Depan Vila Raja Vajiralongkorn di Jerman

Kompas dunia | 26 September 2020, 12:55 WIB
Raja Thailand Vajiralongkorn dan Selir Sineenat Wongvajirapakdi (Sumber: AP)

TUTZIG, KOMPAS.TV - Tak hanya di Thailand, unjuk rasa pro-demokrasi juga terjadi di depan vila Maharaja Vajiralongkorn di Jerman.

Bahkan para demonstran meletakan plakat simbol Thailand milik rakyat di depan vila raja di Tutzig, Bavaria, Jerman, Jumat (25/9/2020) waktu setempat.

Mereka tetap berdemonstrasi meski hujan mengguyur. Mereka bahkan membacakan surat yang ingin agar pemerintahan di Thailand menjadi demokrasi.

Baca Juga: Ingin Rayakan Ulang Tahun dengan Nuansa BTS, Pesta Gadis Ini Malah Bertema Kim Jong-Un

Selain itu, mereka menegaskan tak ingin memiliki raja yang lebih banyak menghabiskan waktunya di Jerman bukan di Thailand.

“Kami ingin Raja meletakan tahtanya. Kami ingin raja berhenti menyakiti masyarakat Thailand,” tutur pemimpin unjuk rasa, Junya Limprasert seperti dilansir dari Channel News Asia.

Terkait unjuk rasa tersebut, Kedutaan Besar Thailand belum memberikan pernyataan resmi.

Baca Juga: Keluar dari Daftar Teroris AS Jika Lakukan Normalisasi dengan Israel, Ini Kata Pemerintah Sudan

Unjuk rasa di Thailand terkait reformasi Monarki dan pemerintahan sudah terjadi sejak Agustus lalu.

Namun, unjuk rasa akhir pekan lalu menjadi yang terbesar karena diikuti 15.000 demonstran di Bangkok.

Bahkan saat ini di media sosial hashtag #RepublicofThailand menjadi trending di Thailand sejak Jumat.

Hal itu terjadi setelah parlemen menunda tanggapi keinginan para pengunjuk rasa untuk mengubah konstitusi.

Pada konstitusi Thailand, status monarki memiliki posisi untuk disembah dan dihormati.

Segala kritikan terhadap keluarga kerajaan akan berujung pada hukuman berat.

Baca Juga: Demonstran Pasang Plakat Sebagai Simbol Transisi Thailand

Raja Vajiralongkorn naik tahta sebagai raja Thailand pada 2016 lalu. Tetapi, dia lebih banyak menghabiskan waktu di Jerman.

Raja yang berusia 68 tahun itu sendiri merupakan sosok kontroversial yang dipenuh skandal.

Hal itu yang tampaknya membuat rakyat Thailand kehilangan kesabaran dan menginginkan adanya perubahan konstitusi.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU