> >

Anwar Ibrahim Klaim Dukungan Mayoritas Parlemen Untuk Jadi Perdana Menteri Malaysia

Kompas dunia | 24 September 2020, 03:06 WIB

"Penegasan Anwar tidak lebih dari pengulangan publisitas murahan. Ini adalah aksi yang menunjukkan bahwa dia gila kekuasaan," kata pernyataan bersama yang ditandatangani oleh sekretaris jenderal partai dalam koalisi yang berkuasa.

Sebelumnya dalam pidato yang disiarkan televisi, Muhyiddin juga mengatakan kepada warga Malaysia untuk menolak tindakan beberapa politisi yang dengan sengaja ingin mengganggu stabilitas politik dan rencana pemulihan ekonomi di Malaysia.

Muhyiddin tengah bergulat untuk mempertahankan dukungan di tengah pertikaian dan dalam koalisinya yang hanya memiliki sedikit dukungan. Dia bisa meminta raja untuk membubarkan Parlemen untuk mengupayakan pemilihan umum lebih awal.

James Chin, profesor studi Asia di Universitas Tasmania Australia, mengatakan dia yakin negosiasi untuk pembentukan pemerintahan baru masih berlangsung.

"Tanda tanya besar sedang terjadi di Kuala Lumpur. Orang belum melihat daftar anggota parlemen yang mendukung Anwar, dan orang-orang saat ini sangat berhati-hati," katanya.

Menteri Sains dan Teknologi Khairy Jamaluddin membantah klaim Anwar. Dia men-tweet gambar yang menunjukkan pertemuan kabinet dan mengatakan, “Pertemuan kabinet baru saja berakhir. Tidak ada yang jatuh. "

Namun presiden partai terbesar dalam koalisi, Muhyiddin, mengatakan dia sadar bahwa banyak anggota parlemen dari partainya yang mendukung Anwar sebagai perdana menteri, dan dia tidak dapat menghentikan mereka.

Anwar mengatakan pembentukan pemerintahan baru akan menjadi "kebijaksanaan tunggal" raja.

Istana dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah masih berada di National Heart Institute untuk menjalani perawatan. Namun raja berpesan kepada rakyat Malaysia untuk tetap tenang dan mendesak semua pihak untuk memprioritaskan kesejahteraan rakyat dan negara.

Jika Anwar berhasil naik ke pucuk pimpinan di Malaysia, ini akan menandai kembalinya Anwar yang dramatis setelah perjalanan politiknya yang naik turun bagaikan roller-coaster sejak tahun 1990-an.

Anwar pernah menjadi pimpinan tinggi di partai yang berkuasa, namun dia dihukum dengan tuduhan sodomi homoseksual dan korupsi setelah perebutan kekuasaan dengan Mahathir Muhammad pada tahun 1998. Dia dipenjara untuk kedua kalinya karena sodomi pada tahun 2014.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU