> >

Musim Hujan Sebabkan Anak Pilek? Lakukan 6 Hal Sederhana ini untuk Pertolongan Pertama

Tips, trik, dan tutorial | 8 Desember 2022, 06:05 WIB
Ilustrasi demam. Saat musim hujan seperti saat ini, tak jarang anak terserang penyakit seperti batuk, pilek, atau demam. Penting bagi orang tua untuk mengetahui hal yang perlu dilakukan. (Sumber: pixabay.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Saat musim hujan seperti saat ini, tak jarang anak terserang penyakit seperti batuk, pilek, atau demam. Penting bagi orang tua untuk mengetahui hal yang perlu dilakukan.

Hal yang sering dilakukan oleh orang tua adalah memberi obat untuk mengatasi rasa sakit pada sang anak.

Padahal, kata dr Fransisca Handy, dokter spesialis anak di RSIA Binamedika, sebagian penyakit pilek tersebut bisa sembuh dengan sendirinya.

Bahkan, jika terlalu sering mengonsumsi obat, ada kekhawatiran timbul efek samping akibat kandungan kimia yang dapat mengganggu kesehatan ginjal anak.

"Kasihan hati dan ginjalnya, padahal sebagian besar penyebab dari penyakit itu (batuk, pilek dan demam) adalah virus yang bisa sembuh sendiri," jelasnya, dikutip Kompas.com, Rabu (7/12/2022).

"Jadi, orang tua tak perlu panik, karena sakit ini bisa ditangani dengan cara sederhana."

Baca Juga: Jangan Langsung Kasih Obat saat Anak Demam dan Batuk Pilek, Begini Tips dari IDAI

Menurutnya, penyakit seperti batuk, pilek, atau demam pada anak bukanlah suatu penyakit yang perlu dikhawatirkan.

Sebab, penyakit itu biasanya disebabkan oleh virus dan bisa sembuh dengan sendirinya.

Meski demikian, orang tua tetap perlu mengantisipasi dan menanganinya dengan baik, misalnya memberikan pertolongan pertama.

Salah satu hal yang perlu dipahami orang tua, lanjutnya, adalah gejala seperti batuk, pilek dan demam pada anak merupakan bagian dari tumbuh kembang anak.

Secara umum, tidak ada balita yang tidak pernah batuk, pilek atau demam. Bahkan, fase dari gejala tersebut bisa berangsur dalam beberapa episode.

Berikut hal yang perlu dilakukan orang tua jika anak mengalami pilek atau batuk, menurut Dokter Fransisca:

1. Hindari langsung diberi obat

Batuk, pilek, atau demam dapat dialami anak usia 6 bulan sampai 6 tahun hingga 6-10 kali dalam setahun, tergantung daya tahan tubuhnya. 

Dalam setiap episode, biasanya dapat berangsur hingga 1-2 minggu. Bisa dibayangkan jika setiap episode selalu diberikan obat berbahan kimia, dikhawatirkan bahan kimia pada obat dapat memicu gangguan ginjal hingga organ hati si kecil. 

Menurut dokter Fransisca, sebisa mungkin obat diperlukan sebagai pilihan terakhir apabila gejala yang dirasakan anak benar-benar tidak pulih dengan cepat. 

2. Sadar bahwa sakit adalah normal

Biasanya, pilek, batuk, atau demam disebabkan oleh virus, dan bisa sembuh sendiri.

Kondisi tersebut, kata dia, juga menjadi cara tubuhnya memproteksi diri dengan membentuk sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

Orang tua, kata dia, tidak perlu panik dalam mengatasi anak yang sedang sakit. Sebab, saat panik, kemungkinan penanganan yang diambil tidak tepat.

3. Penuhi kebutuhan cairan tubuh

Dalam mengobati anak yang sedang sakit, khususnya demam, memenuhi kebutuhan cairan tubuh merupakan salah satu faktor penting.

Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang baik untuk mencegahnya dehidrasi. Caranya bisa dengan memberikan minum air putih secara berkala.

Jika anak masih mengonsumsi ASI, maka maksimalkan pemberian ASI-nya. Memenuhi kebutuhan cairan ini dapat menjadi metode efektif untuk menurunkan demam dengan memperbanyak asupan air putih atau cairan lainnya. 

4. Buat anak merasa nyaman

Saat dalam keadaan sakit, sebetulnya anak membutuhkan kenyamanan, khususnya pada gejala pilek atau batuk.

Ada beberapa cara untuk melegakan pernapasan anak, di antaranya menggunakan minyak esensial seperti lavender, minyak kayu putih dan beberapa jenis minyak esensial lainnya.

Minyak esensial juga dapat memberikan sensasi terapeutik yang dapat membuat anak merasa lebih nyaman ketika menghirup aromanya.

5. Memijat anak

Pada anak dengan gejala seperti batuk dan pilek, memijatnya dapat meredakan keluhan tersebut, misalnya di area pipi di dekat bawah mata yang mampu meredakan hidung tersumbat.

Sementara untuk gejala batuk, para orang tua bisa menggunakan minyak esensial untuk memijat dan mengelus area dadanya untuk membuat si kecil merasa nyaman serta melegakan tenggorokannya.

6. Kenali tanda bahaya

Jika kelima hal di atas sudah dilakukan, setidaknya obat medis dapat dijadikan sebagai alternatif terakhir jika gejalanya tidak mereda dalam beberapa hari.

Selama fase tersebut, kenali pula sejumlah tanda bahaya yang dapat muncul dan menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lain. Misalnya pada gejala seperti batuk, pilek dan sesak.

Cara mengenali tanda bahaya dapat dilakukan dengan menghitung kecepatan napas anak saat tertidur.

Anak usia 0-2 bulan normalnya 60 kali bernapas selama 1 menit. Pada anak usia 2 bulan - 1 tahun, normal kecepatan napasnya 50 kali dalam semenit.

Baca Juga: Cara Mengatasi Setelah Terkena Patil Lele, Benarkah Bisa Bikin Demam?

Anak usia 1-5 tahun, normalnya bernapas 40 kali dalam semenit, sedangkan di usia 5 tahun ke atas, sekitar 30 kali semenit.

Jika lebih dari itu, kemungkinan si kecil mengalami kesulitan bernapas dan perlu dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sementara pada gejala seperti demam, bila anak mengalami kejang, itu merupakan tanda bahaya, sehingga juga perlu diperiksa oleh dokter.

 

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU