> >

5 Fenomena Psikologi dalam Kehidupan yang Tidak Kita Disadari

Lifestyle | 28 Juli 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi kreatif inovatif (Sumber: Shutterstock)

Pernahkah kalian secara tidak sengaja menyaksikan seseorang sedang mengalami kekerasan secara fisik yang dilakukan pasangannya di muka umum, tetapi tidak ada satu orang pun yang menolong?

Jika jawabannya iya, berarti saat itu baik kamu maupun orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut sedang mengalami apa yang disebut sebagai bystander effect!

Melansir dari Psychology Today, fenomena bystander effect terjadi ketika kehadiran orang lain menghalangi seseorang untuk ikut campur tangan menolong dalam situasi darurat.

Semakin besar jumlah orang yang menyaksikan, semakin kecil pula kemungkinan salah satu dari mereka untuk memberikan bantuan kepada orang yang sedang membutuhkan pertolongan tersebut. 

Orang-orang cenderung mengambil tindakan dalam suatu krisis ketika hanya ada sedikit atau tidak ada saksi lain yang hadir.

Hal ini terjadi karena adanya perasaan bahwa tanggung jawab untuk menolong tersebut telah dibagi kepada orang-orang disekitar yang juga ikut menyaksikan. Sehingga yang terjadi adalah tiap orang saling mengandalkan. 

Tips apabila kamu menjadi orang yang membutuhkan pertolongan di tempat umum, tetapisepertinya orang-orang terkena bystander effect adalah dengan memusatkan permintaan tolongmu pada satu orang.

Ucapkan langsung padanya atau melalui tatapan mata langsung ke salah satu orang sehingga orang tersebut akan merasa paling bertanggung jawab untuk menolongmu dibandingkan yang lain.

Baca Juga: 10 Kepribadian Orang Kelahiran Mei: Keras Kepala, Suka Jadi Sorotan, Hingga Gemar Berpetualang

4. Ben Franklin Effect (Efek Ben Franklin)

Efek Ben Franklin adalah istilah psikologi untuk fenomena dimana seseorang yang memberikan bantuan kepada orang lain menjadi lebih menyukai orang yang dibantu tersebut.

Hal ini terjadi karena ketika membantu seseorang, kita melakukan pembenaran bahwa bantuan yang kita berikan adalah karena menyukai orang tersebut.

Istilah ini tercipta setelah Ben Franklin, seorang tokoh revolusi Amerika Serikat yang juga seorang penulis meminjam buku kepada orang-orang yang membencinya.

Dia pun mengembalikan buku tersebut sembari menuliskan pesan terima kasih kepada mereka. Tidak disangka, orang-orang yang tadinya membenci Ben Franklin justru berbalik menyukai dan malah berteman baik dengan Ben setelah meminjamkan buku kepadanya.

Fenomena ini berkaitan erat dengan apa yang disebut sebagai disonansi kognitif, perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut.

Oleh karena itu, dari Efek Ben Franklin ini, kita mendapat salah satu tips agar disukai oleh orang lain yaitu cobalah meminta bantuan. Namun, minta bantuan yang sederhana dan tidak terlalu merepotkan ya, seperti meminjam pensil, menitipkan tas, atau minta penjelasan atas suatu hal yang belum kita mengerti.

Baca Juga: Batal Haji, Ini Dampak Psikologisnya.

5. Mandela Effect (Efek Mandela)

Efek Mandela adalah sebuah fenomena psikologis, di mana sekelompok orang memiliki memori yang sama akan suatu hal. Namun, pada kenyataannya hal tersebut tidak pernah terjadi atau memori tersebut sebenarnya salah.

Kata Efek Mandela sendiri berasal dari nama seorang pemimpin Afrika Selatan yang dianggap oleh sebagian orang telah meninggal di penjara pada 1980an, sementara pada realitanya Nelson Mandela meninggal dunia pada 2013 saat berusia 95 tahun.

Orang-orang yang mengalami Efek Mandela sangat meyakini betul bahwa ingatan mereka tidak mungkin salah dikarenakan banyak orang di seluruh dunia beranggapan yang sama.

Kejanggalan dari ingatan kolektif inilah yang akhirnya membuat mereka percaya bahwa fenomena ini adalah sebuah bukti adanya dunia paralel. Para peneliti beranggapan bahwa efek Mandela ini sesungguhnya hanyalah produk dari false memory, yakni memori tentang sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi atau terekam secara berbeda di memori.

Mengutip dari PsychologyToday, false memory ini terjadi karena adanya gangguan informasi lain atau baru setelah pemrosesan informasi dari peristiwa tertentu.

Selain mengenai kematian Nelson Mandela, beberapa contoh dari fenomena efek Mandela ini adalah seperti ingatan tentang monocle pada pria monopoly, warna hitam pada ekor Pikachu, mantra “Mirror, mirror on the wall” pada kisah Snow White, dan masih banyak lagi.

Penulis : Desy-Hartini

Sumber : Kompas TV


TERBARU